MATERI BAHAN KHOTBAH IBADAH HARI MINGGU
IBRANI
13:13-16
PENGANTAR
Bacaan kita hari ini merupakan ulasan penulis Ibrani tentang hal-hal
praktis yang harus dilakukan oleh orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Pengajaran praktis itu misalnya: Kasih persaudaraan (ay.1), menolong orang lain
(ay.2-4), perkawinan Kristen (ay.4), hamba uang (ay.5-6), serta menghormati
pemimpin umat dan awas pada ajaran sesat (ay.7-12).
TELAAH PERIKOP
Terdapat beberapa pokok penting yang diuraikan oleh penulis Ibrani tentang
keselamatan oleh pengorbanan Yesus Kristus dan bagaimana seharusnya kita
memaknai pengorbanan itu sebagai orang percaya. Beberapa pokok itu sebagai
berikut:
1. Arti Pengorbanan Yesus Kristus (ay.13,
14)
Pada bagian ini, penulis kitab
Ibrani menjelaskan tentang korban bakaran penghapusan dosa (ay.9-11). Bahwa domba
(binatang) yang menjadi korban penghapusan dosa, tubuhnya dibakar di luar kemah
pertemuan. Selanjutnya darah domba dibawa masuk kedalam kemah pertemuan. Hal ini
sesuai dengan aturan Taurat dalam Imamat 16:27. Tubuh binatang yang dibakar
diluar kemah pertemuan tempat Allah bersemayam, adalah simbol kesalahan dan
dosa yang dibakar dan dibuang. Darah yang dibawah masuk adalah simbol
penebusann atas dosa dan kesalahan.
Pada ayat 12, hal ini menjadi
jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah simbol dari korban persembahan yaitu
domba. Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang dikorbankan untuk
penebusan dosa-dosa manusia. Maka sebagai seorang Kristen kita diajak untuk
pergi menjumpai Yesus Kristus sebagai korban penebusan dosa-dosa kita dan
berada di sekitarNya. Hal ini disimbolkan pada ayat 13 sebagai “pergi ke
luar perkemahan untuk menanggung kehinaan bersamaNya”.
Istilah “pergi ke luar perkemahan
untuk menanggung kehinaan bersamaNya” (ay.13) adalah tindakan Iman untuk
menjauhkan diri dari dunia. Meninggalkan kemah atau perkemahan adalah cara kita
meninggalkan dunia dengan segala godaannya dan mendekatkan diri kepada Kristus.
Sebab bagi orang lain salib adalah kehinaan, tetapi bagi orang Kristen salib
berarti keselamatan.
2. Respon Secara Iman (ay.15)
Bagaimana respon kita secara iman
yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus? Penulis Ibrani menyatakan hal yang
menarik, bahwa kita harus mempersembahkan korban syukur. Dan korban syukur yang
dimaksud pada ayat 15 adalah dengan memuliakan Tuhan melalui bibir kita atau
mulut kita.
Ternyata cara sederhana untuk
bersyukur pada keselamatan yang telah Tuhan berikan bagi kita adalah dengan memuliakan
NamaNya. Orang Kristen Ibrani diajak untuk selalu mengagungkan Tuhan dalam
perkataan mereka. Apapun yang mereka alami; apapun yang mereka nikmati, mereka
harus berbicara tentang Tuhan dan mengagungkan serta memuliakan namaNya. Perhatikanlah
bahwa ternyata kesaksian kita lewat mulut dan ucapan memuliakan Tuhan adalah
cara kita bersyukur atas keselamatan yang diberikan.
3.
Prilaku Hidup Orang Yang Diselamatkan
(ay.16)
Terdapat hal yang menarik yang
disampaikan oleh penulis kitab ibrani mengenai sikap dan perilaku hidup orang
yang diselamatkan. Mereka yang
diselamatkan seperti pada ayat 15 harus bersyukur. Bersyukur dengan mulut atau
bibir tidaklah cukup. Ternyata ada
cara lain yang penting juga yang dilakukan lewat perbuatan nyata sebagai bentuk
orang bersyukur kepada Tuhan. Apakah itu? Dalam
ayat 16 dijelaskan bahwa bentuk bersyukur terhadap keselamatan yang telah
diperoleh, dilakukan dengan cara berbuat baik kepada orang lain.
Berbuat baik dengan cara memberi
bantuan kepada orang lain adalah sikap hidup orang percaya, yang oleh Allah
dianggap sebagai korban korban yang berkenan kepadaNya. Ternyata perbuatan baik melalui memberi
bantuan kepada orang lain adalah juga dianggap sebagai korban syukur atas
keselamatan.
Orang yang
berbuat baik kepada orang lain adalah orang yang bersyukur pada keselamatan
yang Tuhan berikan .
RELEVANSI DAN APLIKASI
Berdasarkan beberapa poin di atas, maka terdapat
beberapa hal yang dapat kita relevansikan dalam kehidupan beriman kita sebagai
orang percaya, yaitu:
1. Orang berdosa
harus menerima penghukuman yakni dibakar oleh api neraka sebab upah dosa adalah
maut. Dalam tradisi
Yahudi, korban penghapus dosa adalah domba yang dibakar di luar perkemahan
mewakili dosa-dosa mereka. Tuhan Yesus telah menggantikan kita sebagai korban
penghapusan dosa itu. Penyalipan yang adalah pengorbanannNya adalah bukti nyata
bahwa IA telah mewakili kita, dibakar, dihancurkan dan menerima hukuman yang
seharusnya kita terima. Tuhan Yesus mengambil alih hukuman itu dan menjadi korban
bagi kita.
Karena
itu seharusnya kita mendekatkan diri kepadaNya dengan cara meninggalkan cara
hidup duniawi dan keluar dari godaan-godaan dunia. Sebagaimana
korban dibakar keluar dari kema pertemuan. Janganlah kita
mau lagi hidup di dalam godaan dunia, tetapi keluarlah dari hidup duniawi dan
jumpailah Kristus dan hidup dalam kebenaranNya.
2. Selanjutnya,
bagi kita yang telah diselamatkan, mulut dan bibir kita tidak lagi hidup
sebagai orang yang tidak pernah tahu mengucap syukur. Sebaliknya mulut dan
bibir kita selalu mengagungkan dan memuliakan Tuhan. Biarlah orang
lain mendengar dari mulut kita perkataan-perkataan yang memuji dan memuliakan
nama Tuhan. Berhentilah
mengucapkan kata kata yang tidak berfaedah, tidak menjadi kesaksian, dan
perkataan yang tidak berbuah baik. Melainkan biarlah tiap kata yang terucap
dari mulut dan bibir kita adalah pengagungan dan kesaksian bagi kemuliaan nama Tuhan.
Kita
perlu mengendalikan lidah kita. Sebab lidah kita adalah alat kecil yang bisa
dilakukan untuk dua hal yaitu mengucapkan kata-kata yang jahat dan tidak benar
atau mengucapkan kata-kata kebenaran sebagai kesaksian bagi hormat dan
kemuliaan nama Tuhan. Orang yang telah diselamatkan tahu untuk memanfaatkan
mulut dan bibir dengan benar dan baik. Siapapun kita yang telah diselamatkan
kita tahu mengendalikan lidah kita. Mari kendalikan mulut kita sebagai bukti
bahwa kita adalah orang yang diselamatkan.
3. Catatan
terakhir untuk kita bawa pulang dalam kehidupan beriman adalah berbuatlah baik. Sebab, perbuatan baik dengan cara memberi bantuan kepada
orang lain adalah bentuk nyata dari orang-orang yang telah diselamatkan. Perbuatan
baik kita kepada orang lain akan dipandang Tuhan sebagai korban syukur. Orang percaya
harus memberi bantuan kepada orang lain. Hal itu bukan hanya tanggung jawab
beriman, tapi itu ekspresi dari orang yang bersyukur atas keselamatan yang
diberikan.
Dengan
kata lain, perbuatan baik atau menolong orang lain adalah ciri khas kekristenan.
Sebab orang kristen adalah orang yang diselamatkan, maka orang Kristen sudah
pasti berbuat baik dan memberi bantuan kepada orang lain sebagai bukti bahwa
kita telah diselamatkan.
Saya tertarik
dengan program pemerintah, bapak Presiden Prabowo tentang memberi makan siang
gratis, makanan bergizi kepada anak-anak. Pada Injil Matius 25:37-40 dijelaskan
ternyata memberi bantuan lewat makanan, minuman, dan menolong orang lain adalah
cara dan ciri khas orang Kristen yang telah diselamatkan dan sebagai wujud
mengasihi Tuhan.
Jika
kita sebagai orang Kristen atau gereja tidak melakukannya, maka kita gagal
sebagai orang yang katanya telah diselamatkan. Jika kita enggan menolong orang
lain, maka bisa jadi bahwa pemerintah jauh lebih Kristen dari kita yang katanya
Kristen dan telah diselamatkan.
Karena itu marilah meninggalkan kehidupan dunia dengan
godaan-godaan yang penuh dosa; mari jadikan mulut kita untuk mengucapkan hal-hal
yang benar dan baik untuk memuliakan Tuhan; dan marilah menjadi alat Tuhan
untuk menolong dan berbuat baik kepada orang lain. Dengan mengerjakan tiga hal
ini, bapak ibu dan saya terkategori sebagai orang Kristen yang telah mengecap
keselamatan dari Yesus Kristus Juruselamat kita. Amin.
No comments:
Post a Comment