1 TIMOTIUS 3:14-16
PENDAHULUAN
Nenek Timotius bernama Lois. Paulus tahu betul bahwa ada warisan penting dari nenek Lois dan ibu Eunike. Warisan itu adalah warisan iman kepada Yesus yang ditanam dan dipelihara dalam kehidupan keluarga Timotius. Paulus mengangkat Timotius sebagai anak (Flp.2:22) dan mendorong anaknya untuk terus memelihara warisan iman keluarganya yang sudah ada di dalam Tuhan.
TELAAH PERIKOP
Dari Kisah Para rasul, kita mengetahui bahwa
Rasul Paulus berada di Efesus pada sekitar tahun 52, di akhir perjalanannya
yang ke-2 (lih. Kis 18: 19-21) dan ia kemudian tinggal di Efesus selama dua
tahun pada awal perjalanannya yang ke-3 (lih. Kis 19:1, 8-10).
Gereja Efesus adalah Gereja yang cukup baik, namun juga mengalami kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh sebuah Gereja awal. Di tempat inilah Timotius dipercaya oleh Paulus menjadi pemimpin di Efesus untuk mengajarkan agar umat memegang ajaran yang benar dan untuk mendorong umat Kristen agar hidup sesuai dengan ajaran Kristiani. Ia harus memelihara “apa yang telah dipercayakan kepadamu” (1 Tim 6:20) yaitu sumber iman, dan mengabdikan diri untuk mengajar umat beriman (1 Tim 6:16), dan yakin bahwa Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15).
Khusus pada pasal 3:14-16 beberapa penekanan Paulus yang harus dilakukan oleh Timotius yang seddang berada di Efesus sebagai pelayan adalah:
1. Bukan kedudukan tetapi prilaku hidup (ay.13)
Paulus mengerti bahwa selain ajaran sesat yang hadir untuk mengancurkan
gereja dari luar, terdapat juga kelompok orang tertentu yang berusaha
menghacurkan persekutuan umat Allah dengan prilaku hidup yang tidak benar.
Paulus mennekankan kepada Timotius agar ia menyaring dengan benar orang-orang
yang dipilih menjadi pelayan (ay.1-10) dan bukan itu saja, para istri atau
pendamping suami yng melayani harus diarahkan dengan benar (ay.11,12).
Mengapa demikian? Karena menurut Paulus “mereka yang melayani
dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus
Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa” (ay.13). Bukan kedudukan
jabatan dalam yang diutamanakan, melainkan cara hidup sebagai pelayanan yang
menjadi prioritas. Jika hidup seorang pelayan mencerminkan krhidupan yang
benar, maka mereka dapat menjadi kesaksian bagi banyak orang tentang Yesus Kristus.
Dengan demikian mereka beroleh kedudukan yang baik dan dihormati.
2.
Gereja
adalah keluarga yang saling menopang (ay.15)
Sehubungan dengan kondisinya yang masih dalam penjara, maka sulit bagi
Paulus untuk mengunjungi Efesus dan meilihat hasil kerja pelayanan Timotius
sebagai anak rohaninya ini (ay.14). Namun walau tidak dapat mendampingi
Timotius, Paulus meneguhkan anak rohaninya bahwa ia tidak sendiri. Jika gereja
tetap bersatu dan para pelayan seia-sekata, maka tanggung-jawab pelayanan akan
dengan mudah dilaksanakan.
Paulus memberikan pesan yang sangat kuat: “engkau... harus hidup
sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan
dasar kebenaran. Keluarga adalah ciri khas Gereja. Rasul Paulus
mengajarkan bahwa jemaat Efesus adalah “kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah” (Ef 2:19). Maka keluarga haruslah menjadi
ide dasar ikatan hubungan antara para anggota Gereja; yang dipersatukan oleh
kehendak Allah. Jika gereja tidak hidup dalam kesatuan, maka gereja tidak
menjadi teladan dan contoh sebagai keluarga Allah. Kesatuan dan keutuhan adalah
mutlak menjadi syarat keluarga Allah.
Dalam rangka menjadi keluarga Allah, maka Timotius yang adalah pelayan
Tuhan di Efesus harus menjadi Tiang Penopang dan Tonggak Kebenaran.
Istilah ini merujuk pada Bait Suci di Yerusalem (lih. 1 Raj 7:15-52).
Para Pelayan termasuk Timotius dan juga jemaat Efesus dipanggil untuk saling
menopang dan meneguhkan supaya ajaran gereja tidak disusupi oleh ajaran sesat.
Sebagai orang percaya, jemaat Efesus harus mampu saling menguatkan dan
mengokohkan satu dengan yang lain, sebagai fungsi pilar atau tonggak yang
menjaga supaya dinding Bait Allah di Yerusalem tetap berdiri.
3.
Kenali
rahasia agung dari gereja (ay.16)
Pada bagian ini, Paulus menunjuk tentang pokok utama dari ajaran
Kristen sebagai rahasia dalam persekutuan orang percaya yakni siapakah Yesus
Kristus.
Yesus Kristus adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia,
dibenarkan dalam Roh, dan yang menampakkan diri kepada malaikat-malaikat serta
diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai
di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.
Bagi Paulus pengenalan yang benar tentang Yesus Kristus ini sangat
penting ketika menghadapi berbagai ajaran sesat. Tugas utama Tomotius di Efesus
adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada umat yang ia layani agar mereka
tetap teguh bersekutu dan beribadah.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Pesan yang disampaikan Paulus kepada Timotius
adalah pesan yang masing sangat relevan di dalam persekutuan gereja Tuhan saat
ini. Beberapa hal menjadi pokok utama untuk kita renungkan adalah:
1.
Sebagai orang
percaya, kita dipanggil bukan untuk mengejar posisi dan kedudukan dalam
pelayanan. Menjadi terhormat dan mulia bukan karena kekayaan atau karena
jabatan termasuk jabatan gerejawi. Tetapi prilaku hidupkita yang benar dan
kudus itulah yang penting sehingga menjadi teladan. Dengan demikian kedudukan
kita dipandang mulia karena hidup yang berpadanan dengan injil Kristus.
2.
Gereja adalah
keluarga Allah. Sebagai keluarga kita dipanggil untuk saling menopang dan
mendukung satu dengan yang lain. Tidak ada siapapun yang bahagia ketika salah
satu anggota keluarganya sedang dalam kesusahan. Karena itu sebagai persekutuan
orang percaya, kita diapnggil untuk saling mengeratkan ikatan kebersamaan dan
kepedulian satu dengan yang lain. Pelayan tidak mengabaikan kondisi umat yang
tersesat; sesama anggota jemaat peka terhadap kesulitan dan kesusahan orang
lain; dan lebih dari itu mampu hidup bersama untuk menjaga ajaran gereja agar
tetap bersih dari berbagai kepentingan yang menyesatkan.
Dewasa ini terdapat banyak aliran denominasi gereja yang berbeda-beda. Namun berbedaan itu harusnya tidak membuat Keluarga Allah (yakni gereja) terpecah-pecah. Perbedaan adalah ciri keragaman dalam diri gereja. Kita tidak menjadikan perbedaan sebagai perhatian utama yang nantinya menghadirkan perpecahan. Sebaliknya mencari titik pemersatu dalam keragaman Tubuh Kristus ini, yakni ajaran yang sejati sebagai rahasi ibadah orang percaya (ay.16). Apakah itu: Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang datang mengambil rupa sebagai manusia. Inilah yang menjadi perekat dalam berbagai perbedaan gereja.
No comments:
Post a Comment