Thursday, October 31, 2024

Bersaksi Bagi Tuhan (1 TIMOTIUS 3:14-16)

 1 TIMOTIUS 3:14-16

 

PENDAHULUAN

Timotius merupakan keturunan seorang wanita Yahudi yang saleh yang bernama Eunike nama dari Yunani dan ayahnya adalah seorang Yunani, walaupun Alkitab tidak mencatat siapa nama dan keberadaan dari ayah Timotius. Eunike dan Timotius tinggal di Listra dimana penduduk Listra menyembah berhala beribadah kepada dewa.

Nenek Timotius bernama Lois. Paulus tahu betul bahwa ada warisan penting dari nenek Lois dan ibu Eunike. Warisan itu adalah warisan iman kepada Yesus yang ditanam dan dipelihara dalam kehidupan keluarga Timotius. Paulus mengangkat Timotius sebagai anak (Flp.2:22) dan mendorong anaknya untuk terus memelihara warisan iman keluarganya yang sudah ada di dalam Tuhan.


 

TELAAH PERIKOP

Dari Kisah Para rasul, kita mengetahui bahwa Rasul Paulus berada di Efesus pada sekitar tahun 52, di akhir perjalanannya yang ke-2 (lih. Kis 18: 19-21) dan ia kemudian tinggal di Efesus selama dua tahun pada awal perjalanannya yang ke-3 (lih. Kis 19:1, 8-10). 

Gereja Efesus adalah Gereja yang cukup baik, namun juga mengalami kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh sebuah Gereja awal. Di tempat inilah Timotius dipercaya oleh Paulus menjadi pemimpin di Efesus untuk mengajarkan agar umat memegang ajaran yang benar dan untuk mendorong umat Kristen agar hidup sesuai dengan ajaran Kristiani. Ia harus memelihara “apa yang telah dipercayakan kepadamu” (1 Tim 6:20) yaitu sumber iman, dan mengabdikan diri untuk mengajar umat beriman (1 Tim 6:16), dan yakin bahwa Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15).

Khusus pada pasal 3:14-16 beberapa penekanan Paulus yang harus dilakukan oleh Timotius yang seddang berada di Efesus sebagai pelayan adalah:

 

 1.       Bukan kedudukan tetapi prilaku hidup (ay.13)

Paulus mengerti bahwa selain ajaran sesat yang hadir untuk mengancurkan gereja dari luar, terdapat juga kelompok orang tertentu yang berusaha menghacurkan persekutuan umat Allah dengan prilaku hidup yang tidak benar. Paulus mennekankan kepada Timotius agar ia menyaring dengan benar orang-orang yang dipilih menjadi pelayan (ay.1-10) dan bukan itu saja, para istri atau pendamping suami yng melayani harus diarahkan dengan benar (ay.11,12).

Mengapa demikian? Karena menurut Paulus “mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa” (ay.13). Bukan kedudukan jabatan dalam yang diutamanakan, melainkan cara hidup sebagai pelayanan yang menjadi prioritas. Jika hidup seorang pelayan mencerminkan krhidupan yang benar, maka mereka dapat menjadi kesaksian bagi banyak orang tentang Yesus Kristus. Dengan demikian mereka beroleh kedudukan yang baik dan dihormati.

 

2.       Gereja adalah keluarga yang saling menopang (ay.15)

Sehubungan dengan kondisinya yang masih dalam penjara, maka sulit bagi Paulus untuk mengunjungi Efesus dan meilihat hasil kerja pelayanan Timotius sebagai anak rohaninya ini (ay.14). Namun walau tidak dapat mendampingi Timotius, Paulus meneguhkan anak rohaninya bahwa ia tidak sendiri. Jika gereja tetap bersatu dan para pelayan seia-sekata, maka tanggung-jawab pelayanan akan dengan mudah dilaksanakan.

Paulus memberikan pesan yang sangat kuat: “engkau... harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Keluarga adalah ciri khas Gereja. Rasul Paulus mengajarkan bahwa jemaat Efesus adalah “kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Ef 2:19). Maka keluarga haruslah menjadi ide dasar ikatan hubungan antara para anggota Gereja; yang dipersatukan oleh kehendak Allah. Jika gereja tidak hidup dalam kesatuan, maka gereja tidak menjadi teladan dan contoh sebagai keluarga Allah. Kesatuan dan keutuhan adalah mutlak menjadi syarat keluarga Allah.

Dalam rangka menjadi keluarga Allah, maka Timotius yang adalah pelayan Tuhan di Efesus harus menjadi Tiang Penopang dan Tonggak Kebenaran. Istilah ini merujuk pada Bait Suci  di Yerusalem (lih. 1 Raj 7:15-52). Para Pelayan termasuk Timotius dan juga jemaat Efesus dipanggil untuk saling menopang dan meneguhkan supaya ajaran gereja tidak disusupi oleh ajaran sesat.

Sebagai orang percaya, jemaat Efesus harus mampu saling menguatkan dan mengokohkan satu dengan yang lain, sebagai fungsi pilar atau tonggak yang menjaga supaya dinding Bait Allah di Yerusalem tetap berdiri.

 

3.       Kenali rahasia agung dari gereja (ay.16)

Pada bagian ini, Paulus menunjuk tentang pokok utama dari ajaran Kristen sebagai rahasia dalam persekutuan orang percaya yakni siapakah Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh, dan yang menampakkan diri kepada malaikat-malaikat serta diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.

Bagi Paulus pengenalan yang benar tentang Yesus Kristus ini sangat penting ketika menghadapi berbagai ajaran sesat. Tugas utama Tomotius di Efesus adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada umat yang ia layani agar mereka tetap teguh bersekutu dan beribadah.

  

RELEVANSI DAN APLIKASI

Pesan yang disampaikan Paulus kepada Timotius adalah pesan yang masing sangat relevan di dalam persekutuan gereja Tuhan saat ini. Beberapa hal menjadi pokok utama untuk kita renungkan adalah:

 

1.       Sebagai orang percaya, kita dipanggil bukan untuk mengejar posisi dan kedudukan dalam pelayanan. Menjadi terhormat dan mulia bukan karena kekayaan atau karena jabatan termasuk jabatan gerejawi. Tetapi prilaku hidupkita yang benar dan kudus itulah yang penting sehingga menjadi teladan. Dengan demikian kedudukan kita dipandang mulia karena hidup yang berpadanan dengan injil Kristus.

 

2.       Gereja adalah keluarga Allah. Sebagai keluarga kita dipanggil untuk saling menopang dan mendukung satu dengan yang lain. Tidak ada siapapun yang bahagia ketika salah satu anggota keluarganya sedang dalam kesusahan. Karena itu sebagai persekutuan orang percaya, kita diapnggil untuk saling mengeratkan ikatan kebersamaan dan kepedulian satu dengan yang lain. Pelayan tidak mengabaikan kondisi umat yang tersesat; sesama anggota jemaat peka terhadap kesulitan dan kesusahan orang lain; dan lebih dari itu mampu hidup bersama untuk menjaga ajaran gereja agar tetap bersih dari berbagai kepentingan yang menyesatkan.

 

Dewasa ini terdapat banyak aliran denominasi gereja yang berbeda-beda. Namun berbedaan itu harusnya tidak membuat Keluarga Allah (yakni gereja) terpecah-pecah. Perbedaan adalah ciri keragaman dalam diri gereja. Kita tidak menjadikan perbedaan sebagai perhatian utama yang nantinya menghadirkan perpecahan. Sebaliknya mencari titik pemersatu dalam keragaman Tubuh Kristus ini, yakni ajaran yang sejati sebagai rahasi ibadah orang percaya (ay.16). Apakah itu: Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang datang mengambil rupa sebagai manusia. Inilah yang menjadi perekat dalam berbagai perbedaan gereja.

No comments:

Post a Comment

KEANGKUHAN RAJA BELSYAZAR

  DANIEL 5:21-30     Pendahuluan Nama Daniel adalah nama dari orang Ibrani yakni dani’el yang berarti Allah adalah Hakim-ku . Ia terk...