BERPROSES BERSAMA UNTUK SESUAI RENCANANYA
PENDAHULUAN
Kisah ini bermula dari ratu Wasti di buang oleh Raja Ahasweros karena
dianggap membangka kepada raja (1:1-22). Suatu waktu kaisar
Ahashweros mengadakan pesta di istana musim dingin di Ibukota : Susan.
Bersamaan dengan waktu kegiatan itu, isteri kaisar : Wasti, juga
menyelenggarakan pesta. Raja Ahashweros tersinggung. Ia memanggil bawahannya
dan bertanya tentang bagaimanakah sikap yang harus diambil terhadap ulah
isterinya. Mereka berpendapat, bahwa ulah Wasti salah (1:16-20); lalu
mengusulkan, agar kaisar Ahashweros melarang Wasti untuk berhubungan dengan
dirinya. Kedudukan Wasti sebagai permaisuri harus dicopot. Selebihnya Kaisar
perlu mencari seorang gadis yang akan dijadikan Ratu Persia. Dari sinilah
cerita dimulai.
TELAAH PERIKOP
Ester
diangkat anak oleh Mordekhai yang merupakan seorang suku Benyamin (ay.5). Ester
sendiri adalah yatim piatu dan diasuh oleh Mordekhai dengan nama lain Hadasa
(ay.6,7).
Banyak gadis disiapkan untuk menggantikan Wasti sebagai permasuri raja. Mereka dikumpulan di puri Susan dalam pengawasan sida-sida raaja yang bernama Hegai. Ester pun adalah salah satunya dan mendapat perhatian khusus dari Hegai (ay.8).
Mengapa Hegai memberi perhatian khusus kepada Ester? Ay 9 tidak menjelaskan lebih jauh selain karena Ester dibandang sangat baik dan menimbulkan kasih sayang di mata Hegai. Tidak heran, perwatan fisik Ester diprioritaskan dengan kualtias yang baik bahkan mendapatkan pelayanan khusus. Namun terdapat hal penting pada ayat 10 yakni identitasnya sebagai seorang Yahudi tidak disampaikan Ester kepada Hegas sesuai dengan perintah dari Mordekhai. Mungkin disebabkan supaya “jalan mulus” menuju istana dapat tercapai.
Sebagai seorang buangan, tidak mungkin Ester berani bermimpin menjadi perempuan nomor satu di istana Persia. Kondisinya sebagai seorang yatim piatu juga memberi gambaran tentang betapa tragis hidupnya segai seorang gadis belia di tengah kondisi tidak menyenangkan di negeri asing.
Kisah selanjutnya dapat kita temukan pada bagian berikut tentang bagaimana Ester dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bangsanya dari rencanan jahat yakni pemusnahan masal yang dirancangkan oleh Haman (pasal 3-4).
UNTUK
DIRENUNGJAN
1.
Nasib
seseorang ada di tangan Tuhan
Salah satu
kitab yang tidak menyebut nama Tuhan dalam narasi teksnya adalah kita Ester.
Namun demikian, kita menemukan bahwa Ester melibatkan Tuhan dalam kondisi yang
tidak mudah membuat keputusan untuk menghadap raja melalui doa dan puasa
(4:16).
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa walaupun kitab ini tidak menyebut Tuhan, namun kegiatan puasa ester menunjuk pada keinginanya untuk melibatkan Tuhan dalam rencana membebaskan bangsanya dari kehancuran. Istilah perangai Ester yang dipandang BAIK oleh Hegai bukan hanhya menunjuk pada fisiknya namun juga budipekertinya yang juga pasti berasal dari kehidupan spiritualitasnya yang berkualitas.
Hal ini kiranya menjadi petunjuk awal kita bahwa Tuhan berkenan kepada Ester. Dan karena ia berkenan kepadanya, nasib hidupnya yang buruk dan menyedihkan itu diubah menjadi sesuatu yang berharga dan dipandang berbeda oleh orang lain. Ia yang seorang yatim piatu, seorang buangan, kini dikasih oleh rasa dan menjadi orang nomor satu di Persia. Tuhan mampu mengubah jalan hidup seseorang yang dianggap “tak bernilai” menjadi kemilau yang amat berharga.
2.
Upayakan
untuk menjadi berguna
Benar
bahwa Tuhan yang merancangkan itu semua untuk kebaikan Ester. Namun kita tidak
boleh melupakan peran Mordekhai yang sejak awal mempersiapkan Ester dan peran
Hegas yang melalukan proses “touch up” pada gadis Yahudi ini
sehingga tampil gemilang dan menyukakan Raja Ahasweros.
Tuhan merancangkan hal baik dari Ester, tetapi Ester dan Mordekahai berupaya agar mereka menjadi pusat perhatian dan kelak berguna bagi Tuhan. Hal ini menjadi perhatian khusus kita. Penting untuk melakukan up grade diri dan meningkatkan kemampuan supaya nasib hidup berubah dan akhirnya berguna untuk Tuhan pakai menjadi sesuatu yang besar dalam rencanaNya.
Kisah Ester bukan kisah semalam. Proses panjang dalam status orang buangan lalu menuju istana raja adalah kisah tentang UPAYA maksimal untuk mengubah diri menjadi bermanfaat. Terlarut dalam kesedian meratapi nasib dan terpojok dalam kesendirian bukanlah pilihan Ester dan Mordekahai. Mereka berusaha “memanjat” dinding tidak-nyaman itu dan ingin mengubah nasib lebih baik.
Dalam hal ini kita belajar bahwa perlu ada upaya keras untuk berjuangan, bekerja dan berlelah untuk meningkatkan kualitas kehidupan lebih baik. Tuhan memang merencanakan hal baik, tetapi harus ada upaya untuk mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment