Bahan Khotbah Ibadah Minggu
17 November 2019
PENGANTAR
Titus adalah seorang pelayan yang dikader oleh Rasul Paulus. Ada banyak
kondisi sulit yang dihadapi Titus di Kreta tempat ia melayani. Salah satunya
adalah perlakuan tidak adil pemerintah terhadap umat waktu itu dan juga sikap
dan pola hidup umat Krsiten di Kreta yang tidak mejadi teladan Kristus bagi
orang lain. Ada beberapa saran Paulus terhadap kondisi ini yang harus segera
dilakukan dan diajarkan Titus kepada jemaatnya yang tertuang dalam suratnya
kepada Titus.
TELAAH PERIKOP
Paulus
menganjurkan kepada Titus untuk memperhatikan beberapa hal penting ketika
menghadapi kondisi di Kreta, yakni:
1. Bagaimanakah Sikap Orang Kristen Kepada Pemerintah? (ay.1)
Umat
Percaya dimintakan untuk melakukan ketaatan penuh kepada para penguasa atau
pemerintah lewat tunduk kepada setiap perintah yang disampaikan. Mengapa perlu taat kepada pemerintah bahkan tunduk pada kekuasaan mereka.
Dalam Roma 13:1-7 kita menemukan alasannya, yakni:
Pertama, pemerintah ada karena perkenan Allah (ayat 1). Entah
mereka baik atau buruk, Tuhanlah yang mengizinkan mereka berkuasa. Kepada
Pilatus yang menyalibkan-Nya, Yesus berkata: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa
pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas”
(Yohanes 19:11). Kita tunduk pada pemerintah, bukan berdasarkan baik tidaknya
mereka, tetapi karena kita menghormati Allah yang menetapkan mereka.
Kedua, karena pemerintah ditetapkan oleh Allah, maka otoritas
tertinggi ada di tangan Allah. Pemerintah yang memimpin menurut cara Allah akan
memimpin dengan adil (ayat 3). Jika perintah mereka berlawanan dengan firman
Tuhan, yang mutlak harus ditaati adalah Tuhan. Beberapa contoh sikap dalam
Alkitab: dua bidan di Mesir yang tidak menaati Firaun; Daniel yang melanggar
titah Raja Darius, Petrus dan Yohanes yang menolak perintah mahkamah agama.
Mereka tidak kasar berontak, tetapi dengan jelas dan tegas menyampaikan
kebenaran apa pun risikonya.
2. Bagaimanakah Sikap Orang Kristen Kepada masyarakat sekitar? (ay.2)
Paulus berpesan melalui Titus agar jemaat, pengikut
Yesus, selalu ramah terhadap semua orang. Berlaku ramah bukan hanya kepada
sesama pengikut Yesus, melainkan juga kepada semua orang, kepada mereka yang
berlaku baik terhadap jemaat maupun yang tak menyukai jemaat. Kelemah-lembutan
adalah suatu karunia Roh Kudus (Gal.5:23). Dengan demikian karena orang percaya
telah dikuasai Roh Kudus maka sudah sepatutnya hidup ramah kepada semua orang.
3. Apakah Motivasi melakukan dua hal di atas? (3-7)
Paulus
menekankan bahwa semua perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya dengan
cara tunduk kepada pemerintah ataupun berbuat baik kepada semua orang bukanlah
pertama-tama dilakukan atas motivasi demi menyenangkan pemerintah atau sesama
manusia, namun sebagai wujud hidup orang percaya yang telah diselamatkan oleh
anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
Perbuatan
baik kepada pemerintah dan sesama haruslah dipahami bukan sebagai syarat untuk
dapat diselamatkan. Sebab umat percaya tidak diselamatkan karena perbuatan baik
kita (ay.4) namun justru karena anugerah Allah. Karena itu motivasi yang tepat
untuk tunduk pada para penguasa dan sesama harus dilakukan sebagai tanda syukur
atas kemurahan Allah.
4.
Lakukanlah
Pekerjaan Baik (ay.8)
Umat Kristen di Kreta sering diperlakukan
kurang baik oleh Pemerintah yang berlaku tidak adil serta pula orang banyak
sekitar yang mencemooh iman mereka dan meremehkan mereka di depan umum. Apalagi
banyak ajaran sesat yang berusaha untuk menganggu keutuhan jemaat. Paulus
menasehati bahwa mereka harus tetap berbuat baik kepada semua orang termasuk
kepada yang menjahati mereka sekalipun.
Paulus menekankan bahwa semua perbuatan
baik yang dilakukan oleh orang percaya dengan cara tunduk kepada pemerintah
ataupun berbuat baik kepada semua orang bukanlah pertama-tama dilakukan atas
motivasi demi menyenangkan pemerintah atau sesama manusia, namun sebagai wujud
hidup orang percaya yang telah diselamatkan oleh anugerah keselamatan dari
Tuhan Yesus Kristus.
Perbuatan baik kepada pemerintah dan
sesama haruslah dipahami bukan sebagai syarat untuk dapat diselamatkan. Sebab
umat percaya tidak diselamatkan karena perbuatan baik kita (ay.4) namun justru
karena anugerah Allah. Karena itu motivasi yang tepat untuk tunduk pada para
penguasa dan sesama harus dilakukan sebagai tanda syukur atas kemurahan Allah.
5.
Hindari
Pertengkaran (ay.9-11)
Biasanya pertengkaran hanya mungkin
terjadi jika melibatkan minimal dua orang atau dua kelompok. Pertengkaran
muncul akibat hadirnya aksi yang berlebihan yang dibarengi dengan reaksi yang
tidak kalah berlebihan pula. Hal inilah yang dimaksud Paulus dalam ayat 9-10
bacaan kita. Adalah lebih bijak menurut Paulus untuk menghindari pertengkaran
dari pada berusaha masuk dan terjun dalam arena pertengkaran tersebut.
Titus dimintakan untuk berani tampil beda
dan lebih banyak untuk mengalah. Sebab seorang hamba Tuhan sangat disayangkan
jika terlibat dalam pertengkaran dan menghamburkan emosi yang sia-sia itu.
Kunci untuk terhindar dari pertengkaran adalah dengan berusaha tetap ramah
kepada siapaun termasuk orang yang memusuhinya; dan sabar menghadapi setiap
cercaan tersebut. Itulah sebabnya dalam ayat 10 Paulus mengajak Titus untuk
meninggalkan si penyesat itu (bidat) supaya tidak lagi ada perdebatan yang
membawa perselisihan. Selanjutnya biarlah Tuhan sendiri yang akan berurusan
dengan orang itu karena dosanya (ay.11)
APLIKASI DAN RELEVANSI
Kekristenan
bukan hanya sebuah ajaran ketuhanan (teologi). Kekristenan adalah sebuah nilai hidup yang
harus diterapkan dalam kehidupan nyata, di tengah masyarakat. Dari surat Paulus
ini kita dapat belajar bagaimana seharusnya orang-orang Kristen bersikap ketika
harus hidup sebagai kelompok minoritas, di sebuah masyarakat dan pemerintahan
yang tidak mengenal nilai-nilai kekristenan. Paulus menasihati orang-orang
Kristen di pulau Kreta agar mereka tunduk dan taat kepada pemerintah. Sikap
yang serupa juga harus ditunjukkan terhadap masyarakat, yaitu sikap bersahabat dan
anti-kekerasan.
Mudahkah bersikap
demikian? Tentu tidak mudah! Apalagi bila kita hidup di tengah pemerintah dan
masyarakat yang tidak bersahabat dengan kekristenan. Namun, orang-orang Kristen
mempunyai beberapa alasan (motivasi) yang jelas untuk bersikap demikian.
Pertama, kita harus ingat bahwa kita juga orang-orang berdosa (ay.3). Firman
Tuhan mengajarkan kita untuk bersikap rendah hati, juga secara rohani. Bukankah
sikap arogan dan merasa diri paling suci (dan orang lain sesat) sering
digunakan sebagai alasan untuk memusuhi atau bahkan menganiaya orang lain? Di
Indonesia, kenyaatan semacam ini sangat memprihatinkan. Kedua, kita harus
senantiasa mengingat kasih dan kemurahan Allah yang telah menyelamatkan kita. Jika kita ingat kasih dan kemurahan Tuhan kepada kita, masih adakah alasan
untuk menahan kasih dan kemurahan kita kepada orang lain?
Selanjutnya kita
diajarkan untuk menjauhkan diri dari segala bentuk percekcokan dan perselisihan
yang tidak menguntungkan. Entah itu berhubungan dengan pelayanan ataupun hidup
bermasyarakat. Lebih baik hidup berdamai dengan semua orang, dan jika perlu
tinggalkan orang-orang termasuk tertangga sekalipun jika ia selalu mencari
persoalan atau fitnah dan gosip yang mendatangkan percekcokan. Amin
No comments:
Post a Comment