TIAP KEJAHATAN
DIHUKUM
Bahan Bacaan Alkitab Ibadah
Rumah Tangga
Rabu, 22 MEI 2019
A. PENGANTAR
Penting untuk mengenal
tokoh-tokoh dalam kisah Kebun Anggur
Nabot ini supaya kita dapat mengerti kisah ini lebih mendalam. Paling tidak
4 tokoh yakni:
Pertama,
Raja
Ahab. Nama "ahab" dari bahasa Ibrani: אַחְאָב (baca: 'akh'av) yang artinya, 'saudara lelaki ayah'. Ahab,
Putra dan pengganti Omri, pendiri satu dinasti, yang memerintah sebagai raja
ke-7 Israel (utara) selama 22 tahun,
± pada thn 874-852 sM dengan ibukota pemerintahan adalag Samaria (1 Raja 16:28 dab). Selama kurun pemerintahannya, Ahab sebenamya beruntung
dengan kehadiran Elia sebagai nabi ilahi. Tapi Ahab dipengaruhi istrinya,
Izebel, yang ia izinkan membangun kuil tempat menyembah ilah yang bernama בעל (baca: ba'al)
dari Tirus, di Samaria, dengan mezbah untuk orang kafir, patung Asyera dan
pelayan-pelayan (1 Raja 16:32).
Kedua,
Izebel.
Nama "Izebel" dari bahasa Ibrani: איזבל (baca: 'izebel), yang berarti “Baal adalah suami dari”. Izebel adalah
putri dari Etbaal, raja-imam Tirus dan Sidon. Dia kawin dengan Ahab karena faktor politis yakni, “menguatkan
persekutuan Tirus dengan Israel. Wataknya
keras dan bersifat menguasai, menuruti kehendak sendiri dan bersifat memaksa.
Dia penyembah fanatik dewa Melkart, yaitu Baal orang Tirus. Nabi dewa ini pada
zaman pemerintahan Ahab berjumlah 450 orang, ditambah lagi dengan 400 nabi dewi
Asyera (1 Raja 18:19). Dialah
yang memberi pengaruh yang cukup kuat sehingga Ahab, suaminya, jatuh dalam
dosa.
Ketiga, Nabot. Nama ini dari bahasa Ibrani נָבוֹת (baca: Na-bowth) yang berarti “buah-buahan”. Ia berasal
dari Yizreel yang dalam bahasa Ibarani יזרעאל (baca: Yizre'el), berarti "Allah menabur".
Kota ini adalah kota kuno di Israel yang termasuk ke
dalam wilayah Suku Isakhar, dan kemudian termasuk wilayah Kerajaan
Israel Utara.
Keempat,
Elia. Ia adalah Nabi Israel pada abad 9 sM. Namanya dari bahasa Ibrani אֵלִיָּהוּ (baca: 'eliyahu) yang berarti 'Allahku adalah YHVH. Pelayanan kenabiannya mengambil tempat di kerajaan
Utara selama pemerintahan dinasti Omri. Elia sebaya dengan raja Ahab dan Ahazia (anak Ahab
penggantinya sebagai raja utara).
B. PENJELASAN NATS
Kisah ini bermula dari keinginan Ahab untuk memiliki kebun anggur milik
Nabot. Alasan Ahab ingin memiliki kebun anggur itu adalah alasan praktis yakni posisi kebun anggur itu berbatasan dengan
lahan istana kerajaan (ay.1) sehingga adalah baik untuk dimanfaatkan sebagai kebun
sayur. Perhatikanlah bahwa sudah pasti Ahab memiliki kebun anggur maupun kebun
sayur yang “maha” luas, sebab ia adalah seorang raja bukan? Sehingga adalah
aneh jika kemudia terkesan prinsip praktis dan ekomomis menjadi alasan Ahab. Sesungguhnya
SERAKAH adalah istilah yang tepat untuk diberikan
kepada Ahab.
Tentu saja Nabot menolak keinginan raja tersebut. Mengapa Nabot menolak?
Ada alasan utama bagi Nabot yakni alasan
teologis. Ia berkata: “kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada
memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!” (ay.3). Mengapa
disebut alasan teologis, sebab jawaban Nabot ini adalah cara ia menjalankan
perintah TUHAN, Allah Israel. Sebab kepada Israel telah diperintahkan untuk
tidak memindah tangankan warisan tanah yang TUHAN berikan kepada tiap suku, di
tiap klan suku pada tiap keluarga Israel (Bil.271-11).
Kisah selanjutnya dapat ditebak. Nabot di bunuh dengan cara fitnah
tentang “Nabot telah mengutuk Allah dan raja” (ay.13). Permainan keji
ini diprakarsai oleh akal bulus Izeebel (ay.8-11). Untuk diketahui bahwa
hukuman bagi mereka yang mengutuk (menghujat) nama Allah adalah hukuman mati
(Im.24:10-11). Izeebel mengetahui hal ini dan menggunakan senjata Firman Allah
untuk memuluskan rencana licik dan jahatnya itu. Nabot akhirnya dihukum mati
dan kemudian kebun anggurnya menjadi milik Raja. Sungguh tragis bukan?
Apakah reaksi TUHAN, Allah Israel yang Maha Adil? Jawabannya kita
temukan pada bacaan kita yakni 1Raj.21:17-19. Elia di utus TUHAN untuk
menyampaikan murka Allah Israel terhadap Istana Ahab. Raja Ahab akan
mendapatkan hukumannya yakni: “di tempat anjing telah menjilat darah
Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu” (ay.19). Bahkan
bukan hanya kepada Ahab saja hukuman itu diberikan, melainkan kepada Izeebel
istrinya-pun hukuman mengerikan telah menanti (ay.23). Hukuman dan murka Allah
berlanjut dikalangan Istana yakni kepada seluruh keluarga Ahab (ay.21-24).
Perhatikanlah hanya demi sebuah kebun anggur, Ahab dan Istrinya membunuh Nabot.
Keserakahan mereka dan tindakan jahat yang tidak manusiawi itu tidak akan lolos
dari hukuman Tuhan. Karena tanah dan kebun anggur itu, keturunan Ahab menjalani
hukuman dari Tuhan.
Hal menarik adalah bagaimana dengan berani Elia menyampaikan perintah
TUHAN itu. Siapapun pasti gentar mendatangi istana raja yang keji tersebut. Apalagi
sudah pernah terjadi peristiwa bahwa para nabi dibantai oleh Izeebel permaisuri
Ahab (18:4). Tetapi tidak bagi Elia!! Ia bahkan dengan berani beradu
argumentasi dengan Ahab di Istana raja itu dan dengan tegas menyatakan hukuman
itu. Silakan bayangkan percakapan tanpa gentar dilakukan Elia di hadapan raja
dan permaisurinya itu pada ayat 20-21 (yang sayangnya tidak dibacakan pada
bacaan hari ini). Wow… Elia berani menyuarakan suara kenabian tanpa takut dan
gentar. Kebenaran harus tetap disampaikan walaupun beresiko besar. Itulah Elia.
C.
REFLEKSI
Beberapa catatan untuk menajdi
bahan perenungan kita saat ini:
1. Keserakahan adalah
suatu sifat yang dibentuk dari rasa tidak puas atas apa yang dimiliki. Orang yang
tidak pernah merasa cukup dan puas dengan yang ia miliki terkategori sebagai
pribadi yang tidak tahu bersykur. Inilah
yang terjadi pada Ahab! Keinginan memiliki kebun anggur Nabot bukan karena ia
tidak memiliki kebun anggur. Semua ia jenis kekayaan sudah pasti ia miliki
karena ia adalah seorang raja. Ahab tidak puas, ia tidak tahu bersyukur.
Jangan menjadi
seperti Ahab. Syukuri apa yang kita miliki. Bersyukur kepada Allah sebab apa
yang kita peroleh adalah dari TUHAN.
2. Akibat dari
keserakahan adalah tindakan menghalalkan segala cara untuk memperoleh apa yang
diinginkan. Inilah yang juga dilakukan Ahab melalui istrinya Izeebel. Deni memperoleh
kebun anggur itu, Nabot dibunuh dengan cara yang keji.
Berhati-hatilah…
jangan mengingini apapun yang dimiliki oleh sesamamu. Perintah pada salah satu
dari 10 hukum ini adalah cara Tuhan untuk menjauhkan kita dari keinginan yang
tidak benar terhadap apa yang menjadi hak milik orang lain. Jangan mendatangkan
dosa demi memuaskan keinginan hati memiliki yang bukan hak kita.
3. Jadilah seperti
Elia. Ia adalah nabi yang luar biasa. Tidak gentar pada siapapun termasuk kepada
raja demi menyatakan kebenaran Allah. Suara kenabian harus disampaikan. Kehendak
dan perintah Allah harus dinyatakan. Itulah Elia.
Berapa banyak orang
yang lebih senang berada di zona nyaman? Yang penting saya aman-aman saja,
tidak usah sibuk dengan urusan orang lain. Berapa banyak orang yang bersedia
untuk menerima konsekuensi terburuk asalkan kebenaran dan keadilan dapat
ditegakkan? Kita dipanggil seperti Elia untuk berani bersuara dan menegur
sesuatu yang salah. Sebab jika kejahatan terdengar begitu lantang bersuara akhir-akhir
ini dan seakan kebenaran dikalahkan, kadangkala hal itu disebabkan karena orang
benar tidak mau bersuara dan menyampaikan kebenaran tersebut.
No comments:
Post a Comment