TUHAN ADA DI MASA DEPAN
Bahan Khotbah Ibadah PKP
Kamis, 22 Nov 2018
Pendahuluan
Kisah ini merupakan
lanjutan dari bacaan kita di hari Rabu kemarin tentang bagaikaman Yoel
mengajarkan agar umat mampu menghadapi Hari Tuhan yang mengerikan itu dengan
melakukan pertobatan secara masal atau komunal umat Israel saat itu (Yehuda).
Selanjutnya pada
bacaan hari ini, kita menemukan proses pemulihan yang dijanjikan Tuhan bagi
umat yang telah bertobat itu. TUHAN akan menjadi tempat perlindungan bagi umatNya,
dan benteng bagi umat Israel.
Telaah Perikop
Yoel menggambarkan
kehadiran Allah bagi umatNya sebagai seorang hakim yang akan duduk menghakimi
bangsa-bangsa (ay.12), dan bagaikan pemilik kebun yang siap untuk menuai
(ay.13). Wibawa Allah yang megah itu digambarkan bagai singa yang mengaum dari
Sion (ay.16). Apa yang selanjutnya terjadi bagi umat Allah itu?
1. Umat mengalami pemulihan (ay.18,20)
Perhatikanlah
keseluruhan ayat 8 bacaan kita. Apa yang terjadi bagi Yehuda? Gunung-nung akan
meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, segala sungai di
Yehuda akan mengalirkan air.
Selanjutnya
silakan bandingkan dengan kondisi pada bacaan kita sebelumnya yakni Yoel
1:4-20. sangat berbeda jauh. Di situ disebut tentang hama, panen yang gagal,
kebun anggur yang musnah, biji-bijian yang menjadi kering dan bahkan jeritan
pilu hewa peliharaan. Apa arti dari semua perbedaan itu? Jawabnya adalah pemulihan
telah terjadi. Israel tidak lagi menderita dan ditindas (ay.20). Berkat
telah dicurahkan.
2. Musuh mengalami penghukuman (ay.19)
Mesir
dan Edom yang membuat umat Tuhan sengsara menerima ganjaran dari Tuhan. Mereka
digambarkan bagai padang gurun yang tandus. Apa penyebabnya? Karena mereka
melakukan kekerasan bagi Yehuda dan menumpahkan darah umat Allah.
Apa
artinya? Allah itu adil. Akan tiba masanya mereka yang berbuat jahat akan
dihukum. Tidak selamanya mereka akan terlihat menang dalam kefasikan. Sebab
pada waktunya nanti kebenaran dan keadilan akan datang menyatakan wujudnya.
Kefasikan dan kejahatan pasti dihancurkan.
3. Untuk apa TUHAN melakukan itu
semua? (ay.17)
Segala
sesuatu ada sebab akibat. Dosa dikukum, sehingga penghukuman disebabkan oleh
perbuatan dosa. Sekarang, mengapa mereka mengalami pemulihan kembali? Bukankah
umat ini penuh dengan dosa? Apa alasannya sehingga Tuhan memulihkan mereka?
Sudah
pasti kita meyakini bahwa pemulihan terjadi karena Kasih Allah yang besar.
Tetapi pada ayat 17 kita menemukan hal yang sangat penting dari alasan mengapa
Tuhan menunjukkan kuasaNya dan memulihkan Israel. Jawabannya adalah: “maka
kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allahmu...”. Tujuan dari semua
itu adalah untuk menyadarkan umatNya tentang siapakah Allah yang layak disembah
itu? Mereka harus sadar dan mengetahui bahwa TUHAN, adalah Allah Israel yang
harus disembah dan diagungkan.
Relevansi dan Aplikasi
Berdasarkan Firman
Tuhan ini, maka ada beberapa hal penting yang dapat kita bawa untuk direnungkan
dalam kehidupan keseharian kita, yakni:
1.
Pemulihan hanya mungkin terjadi
atas kehendak dan kemurahan Tuhan. Israel dipulihkan oleh Tuhan dan bukan oleh
usaha dan kemauan mereka. Tanpa Tuhan dan kasihNya yang kekal itu, maka tidak
mungkin Israel mengakami kembali masa keemasan mereka sebagaimana dahulu kala.
Kita
juga diingatkan bahwa kita membutuhakn pertolongan Tuhan. Kondisi rumah tangga,
suami-istri, ataupun masa depan anak-anak semuanya ada dalam Tangan Tuhan.
Kepada Tuhan saja harusnya kita berharap. Sebab Dia Pribadi Maha Kuasa itu
mampu mengubah kutuk menjadi berkat dan memulihkan kehidupan kita. Terburuk
sekalipun, pasti sanggup.
Itu
berarti penyerahan diri kepada Allah harusnya menjadi perioritas utama kita.
Berhentilah mengandalkan diri dan berharap pada manusia. Berharaplah pada
Tuhan. Ia sanggup memulihkan kondisi terburuk kita sekalipun.
2.
Penderitaan yang kita alami karena
perbuatan orang lain, tentunya menghadirkan sakit hati dan keinginan untuk
membalas. Bacaan kita hari ini mengingatkan bahwa siapapun musuh kita, yakni
mereka yang menyakiti kita akan menerima ganjarannnya. Pembalasan itu hak Tuhan.
Kita tidak boleh menaruh dendam dan merencanakan pembalasan. Itu hanya akan
menjadikan hati kita penuh dengan sampah busuk karena dendam.
Serahkan
saja pada Tuhan. Akan tiba masanya Ia bertindak dan berperang untuk kita.
Biarlah Tuhan yang menyatakan penghukuman dan penghakiman. Kita tidak berhak
menuding jari, itu urusan Tuhan. Tugas kita adalah melepaskan pengampunan bagi
sesama. Persoalan ganjaran, biarlah itu menjadi hak Allah sebagaimana dalam
bacaan kita ini.
3.
Apa ujung akhir dari segala
sesuatu? : “maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allahmu...”
(ay.17). Tujuan akhir dari segala sesuatu yang Tuhan injinkan kita alami adalah
suapaya menjadi kesaksian tentang siapa Tuhan dan Allah kita itu. Dialah
akhirnya yang ditinggikan dan yang diagungkan. Segala sesuatu yang terjadi di
dalam hidup ini harusnya berakhir pada pengagungan dan pemuliaan nama Tuhan,
sebagaimana kisah dalam bacaan kita ini.
Kesulitan
dan kemalangan hidup tidak pernah selalu berarti keburukan. Tuhan dengan
“sengaja” mengijinkan hal itu terjadi supaya melalui peristiwa yang kita alami
itu, akan banyak orang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN, Allah yang
hidup.
oo0000oo