KELUARAN 34:10-17
BERPEGANGLAH PADA PERINTAHKU
Bahan Bacaan Alkitab Hari Rabu
Rabu, 22 Agustus 2018
Pengantar
Firman TUHAN
ini disampaikan setelah TUHAN menuliskan kembali segala firman yang ada pada
loh sebelumnya yang dipecahkan Musa (32:19).
Sebelum tiba pada pembaru-an perjanjian ini, peristiwa yang
melatar-belakanginya tetap harus diperhatikan.
Ketika Musa turun dari gunung Sinai dengan membawa dua loh hukum Allah
dalam tangannya, ia melihat bahwa bangsa itu sedang berbuat dosa besar dengan
menyembah patung anak lembu emas sehingga ia sangat marah (32:15-24).
Musa
melemparkan kedua loh itu dari tangannya
dan dipecahkannya pada kaki gunung itu sedangkan patung anak lembu emas itu
dibakar lalu di-giling (32:19-20). Setelah itu, Musa naik kembali ke gunung
untuk mengadakan pendamaian dan mohon pengampunan TUHAN (32:30-34). TUHAN tetap menulahi bangsa itu (32:35) dan
tidak mau lagi membimbing bangsa itu karena ‘masih marah’ (33:1-6). Walaupun Musa juga merasakan kemarahan yang
sama dengan TUHAN terhadap Israel namun ia tetap memohon penyertaan TUHAN
sampai akhirnya TUHAN pun ‘kembali melunak’ (33:15-34:3).
Pemahaman Teks
Ay. 10 TUHAN
mengadakan perjanjian bahwa di depan
seluruh bangsa Israel, Ia akan melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang
sungguh-sungguh dahsyat yaitu menghalau
orang Amori, Kanaan, Het, Feris, Hewi dan Yebus.
Ay. 11-17 Yang
harus dilakukan oleh bangsa Israel
adalah berpegang pada perintah TUHAN yaitu:
1. Berawas-awas
2. Jangan mengadakan
perjanjian dengan penduduk negeri supaya mereka tidak menjerat orang Israel dengan kawin mawin sehingga orang Israel
mengikuti allah mereka ataupun makan korban sembelihan kepada allah mereka (ay.
12, 15, 16).
3. rubuhkan mezbah,
tugu dan tiang berhala (yang ada di negeri yang akan mereka duduki, ay. 13).
4. jangan sujud
menyembah kepada allah lain (ay. 14)
5. jangan membuat
patung tuangan (ay. 17)
Renungan dan
Penerapan
Akhir dari ‘naik-turunnya’ hubungan bangsa Israel
dengan TUHAN, pada bagian pe-ngampunan dan pemulihan, TUHAN berjanji akan melakukan
perbuatan ajaib yang sungguh-sungguh dahsyat asalkan bangsa Israel berpegang pada perintah
TUHAN. Sebenarnya, hal yang sama juga
berlaku kepada kita bahwa akhir dari ‘naik-turunnya’ hubungan kita dengan TUHAN
adalah pengampunan yang mengandung janji bahwa TUHAN akan melakukan perbu-atan
ajaib yang sungguh-sungguh dahsyat asalkan kita berpegang pada perintah TUHAN. Jadi, dalam anugerah pengampunan-Nya, Tuhan
memberikan kita kesempatan untuk membukti-kan ketaatan, kesetiaan dan iman
kepada-Nya melalui perintah-Nya, yaitu:
Berawas-awas:
waspada
1. Jangan mengadakan
perjanjian dengan orang yang dapat menjerat kita sehingga kita mengikuti allah
mereka ataupun mengikuti gaya
hidup mereka (ay. 12, 15, 16).
2. Rubuhkanlah segala
bentuk penyembahan berhala, kepercayaan kepada tahyul dan keterikatan dengan
kuasa gelap (ay. 13).
3. jangan sujud
menyembah kepada allah lain (ay. 14)
4. jangan membuat
patung tuangan (ay. 17)
Jika disimak, perintah TUHAN ini secara khusus mengarahkan kita untuk
tidak mengulang kesalahan yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun
sering menemukan hal yang serupa yaitu ketika kita mengampuni orang lain tetapi
orang itu mengulangi kembali kesalahan yang sama, atau bisa juga sebaliknya.
Jangankan Tuhan, kita pun geram menghadapi orang seperti itu. Pada satu sisi: kita merasa dirugikan
(dianggap remeh kesabarannya bahkan harus menanggung akibat dari kesalahan
orang lain). Pada sisi lain: kita mulai berpikir untuk memutuskan hubungan
dengan orang itu atau bahkan memusuhinya tanpa ampun.
Bacaan ini mengajak kita berpikir begini: bisa jadi, orang lain atau bahkan kita
sendiri mengu-langi kesalahan yang sama karena setelah diampuni, kita tidak
beri arahan bagaimana supaya tidak mengulangi kesalahan itu. Ada kalanya, orang
mengulangi kesalahan yang sama karena ada kesempatan yang sama, mis: orang yang
pernah kedapatan mencuri uang, mengulangi kesalahan yang sama karena kita tidak
menyimpan uang kita dengan baik; orang yang pernah bermasalah karena
mabuk-mabukan, mengulangi kebiasaannya karena tetap bergaul dengan peminum;
orang yang baru sembuh, mengalami sakit lagi karena pola makan dan gaya hidup
yang tidak berubah; orang yang pernah ditilang karena tidak memakai helm saat
mengenda-rai motor, tetap saja tidak suka memakai helm, dll.
Dalam bacaan ini, TUHAN tidak hanya mengampuni tetapi kemudian memberi
arahan supaya kita menjadi lebih baik melalui perin-tah-Nya. Dengan kata lain, suka tidak suka, bisa tidak
bisa, perintah TUHAN ini harus kita lakukan semua supaya kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama tetapi melanjutkan hidup dengan cara yang lebih baik.
Sebenarnya, jika kita melakukan perintah TUHAN maka banyak hal yang
ajaib dan dahsyat akan terjadi dalam hidup kita sesuai dengan janji TUHAN. Kebanyakan orang senang sekali dijanjikan
hal-hal yang baik tetapi enggan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku
yaitu berpegang pada perintah TUHAN (= aturan yang ada). Secara tidak langsung,
cara berpikir ini adalah bentuk ketidak-adilan kita kepada TUHAN: TUHAN
harus menepati janji-Nya sedangkan kita harus dimaklumi jika tidak melakukan
perintah-Nya dengan alasan bahwa kita hanyalah manusia yang tidak sempurna.
Zaman sekarang, berhala yang dimaksud juga dapat berwujud diri kita
sendiri yaitu ketika apa yang kita lakukan hanya mengikuti keinginan diri, tidak
mau diatur, tidak peduli orang sekitar, dll.
Baiklah kita sadari bahwa hidup mengikuti keinginan diri tidak akan
memba-wa kita menuju penggenapan janji Allah melainkan kesusahan yang berulang.
AMIN
Pdt. Cindy Tumbelaka
No comments:
Post a Comment