1 PETRUS 2:11-12
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan
kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil.
Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama surat ini ialah
untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan
penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya
akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka.
Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi.
Para penerima surat 1 Petrus
ini, hidup dalam masa-masa sukar. Mereka ada di zaman sulit. Saat dimana
Kekristenan alami penganiayaan. Dibenci oleh Nero, sang penguasa. Tentu saja,
bagi yang memiliki mentalitas cari aman, pilihan mengikuti jejak Yesus,
bukanlah keputusan cerdas. Mereka akan memilih menolak salib, sebab itu derita.
Terhadap yang setia beriman, namun minim pemahaman, Petrus bukan saja
mencerdaskan, namun juga menguatkan melalui suratnya ini.
TAFSIRAN (uraian teks)
Surat Petrus mulai dengan menjelaskan status
pembaca sebagai “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus” (2:9, sebagai
kesimpulan 1:1-2:10). Oleh karena itu, “sebagai pendatang dan perantau” (2:11),
pembaca harus melawan dosa dan hidup baik di tengah bangsa-bangsa, supaya Allah
dimuliakan (2:12). Dalam 2:13-3:7 hal itu dijelaskan dalam rangka
hierarki-hierarki masyarakat. Sebagai hamba Allah, orang percaya merdeka,
tetapi bukan untuk berbuat jahat melainkan untuk berbuat baik (2:16), termasuk
menghormati semua orang sesuai dengan kedudukannya (2:17).
Himbauan berkelakuan baik di tengah-tengah
masyarakat non-Yahudi dan ditengah penindasan para penguasa yang lalim
diserukan oleh Petrus melalui bacaan ini ketika umat menghadapi penderitaan. Khusus
ayat perikop bacaan kita, ada beberapa pokok penting yang ditekankan oleh
Petrus, yakni:
1.
Hidup
dalam kebenaran
Perhatikan
ayat ayat 11bacaan kita. Petrus menganjurkan agar umat Tuhan tetap
mempraktekkan “cara hidup yang baik”. Anjuran yang sama berulang kali
diketengahkan dalam ayat-ayat berikutnya (2:15; 2:20; 3:6, 11, 13). Dengan
melakukan ini, mereka menjadi kudus … sama seperti Dia yang kudus” (1:15).
Sekaligus mereka menyatakan bahwa mereka memang berada di dunia ini, tetapi
“bukan dari dunia” ini (Yoh 17:115-16). Dengan memiliki cara hidup yang baik, mereka mencerminkan karakter Allah.
Apa tujuannya? Supaya Tuhan tetap dimuliakan, dan kelak nanti mereka yang
mencerca orang percaya akan sadar dan turut memuliakan Allah juga.
Orang
percaya diajak untuk berani tampil beda di tengah berbagai keadaan dan godaan
dunia. Hal ini penting untuk menunjukkan kepada banyak orang tentang siapakah
kita sesungguhnya. Bahwa orang percaya adalah pengikut Kristus, maka kita wajib
menunjukkan kepada dunia tetang bagaimanakah hidup seorang pengikut Kristus
itu. Berani tampil beda berarti berani untuk melawan arus godaan dunia dan
kedagingan untuk berlaku hidup dalam kebenaran supaya duniamelihat karakter
anak Allah dalam diri kita.
2.
Hidup
menjadi Teladan
Pada ayat
12 bacaan kita, Petrus memberikan alasan menarik mengapa harus mengembangkan
cara hidup yang baik di tengah2 dunia ini termasuk mereka yang tidak percaya?
Tujuannya bukan saja untuk menunjukkan identitas sebagai orang percaya di
tempat rantau (ay.11); tetapi juga untuk memberikan jawaban atas tuduhan tidak
benar yang difitnahkan oleh orang yang tidak percaya. Jika hidup di jaga dengan
perbuatan baik dan benar, maka tidak seorangpun yang dapat menemukan kekurangan
kita dan membenarkan fitnahan mereka.
Di sisi
lain, Petrus juga menyebutkan bahwa perbuatan baik dan benar itu bukan saja
mematahkan tiap fitnahan dan tuduhan jahat orang lain, namun lebih dari pada
itu akan menjadi teladan bagi orang lain. Kebenaran yang kita tunjukkan kepada
orang lain, kelak justru akan menjadi alat kesaksian, sehingga mereka justru
menjadi percaya dan memuliakan nama Tuhan.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Berdasarkan uraian Firman Tuhan ini, maka ada
beberapa hal penting yang dapat kita relevansikan dalam kehidupan beriman
kita,yakni:
1.
Budaya ikut harus dewasa ini sudah menjadi bagian
hidup banyak orang. Jika ingin diterima dalam komunitas atau kelompok tertentu
maka apapun harus mau dilkukan. Ikuti arusnya maka pasti akan diterima. Efek dari
kondisi ini adalah banyak orang melakukan berbagai pelanggaran atau sesuatu
yang bertentangan dengan isi hati hanya demi dapat diterima dan diakui oleh
orang lain atau komunitas tertentu. Kondisi ini juga banyak dialami oleh orang
percaya. Bahwa supaya tidak terlihat aneh atau disebut terlalu rohani maka
kehidupan duniawipun rela ditekuni.
Di sisi yang lain,
banyak orang percaya akhirnya memuutuskan untuk melakukan berbagai hal yang
dilarang dan mengakibatkan dosa, demi untuk tidak terlihat beda atau aneh.
Berpikir karena disekeliling sering memanipulasi anggaran di tempat kerja, “maka
sayapun harusnya bisa, tokh tak pernah ketahuan?”. Sikap ini adalah sikap yang
keliru. Petrus mengajak kita untuk berni melawn arus danbersedia tampil beda
demi kebenaran dan kemuliaan Allah. Memang benar bahwa kita mungkin akan
dihindari orang dan kehilangan teman atau persahabatan. Namun demi kebenaran,
kita harus mampu tuntukan gaya hidup berbeda dari orang percaya.
2.
Orang percaya jaman sekarang hidup bagaikan di
etalase. Apapun yang dilakukan akan dinilai dan menjadi sorotan. Kenyataannya
sekarang, di dunia komunikasi yang tiada batas ini justru kekristenn kita
semakin diuji. Banyak orang pasti tau beberpa tokoh Kristen terlibat dala kejahatan
dan terekspos di layar televisi. Bukankah itu menjadi suatu sandungan. Kita dipanggil
untuk tampil supaya menjadi kesaksian tetang Kristus dan bukan seballiknya
mempermaukan Tuhan.
3.
Tamil beda juga justru bisa dijadikan alat untuk
memenangkan jiwa. Dengan perbuatan benar yang dilakukan, dengan kemurahan hati
yang disaksikan orang yag tidak percaya bisa saja menerima Tuhan Yesus karena
ia telah berjumpa dengan Kristus melalui perjumpaan dengankita yang sangat baik
dalam hal tutur kata, pola tingkah laku dan eksistensi dirikita.