EFESUS 1:3-14
Jemaat Kekasih Kristus....
Dalam kekristenan kita sering
mendengar istilah berkat. Istilah ini, jika dibicarakan, selalu dianggap
berhubungan dengan kekayaan, kehormatan, keuangan dan berbagai keberhasilan hidup.
Bacaan kita hari ini juga menyinggung tentang berkat. Namun Rasul Paulus tidak
berbicara tentang berkat dalam pengertian bendawi atau jasmani, melainkan
berkat dalam hubungannya dengan hal-hal rohani ketika percaya kepada Yesus
Kristus.
Apa sajakah berkat-berkat itu?
Dan bagaimanakah caranya seseorang itu memperoleh berkat rohani tersebut?
Paulus dengan panjang dan jelas menguraikan minimal ada 5 (lima) jenis berkat
rohani yang disediakan Allah bagi umatNya yang percaya kepada Yesus Kristus
sebagai Juruselamat. Berkat-berkat Rohani dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Kekudusan (ay. 4)
Istilah Kudus dalam Perjanjian Lama memiliki dua
pengertian yakni: menyendirikan dan membuat cemerlang. Istilah ini berasal dari bahasa Ibrani qdsy. Itu berarti istilah
menguduskan di sini menunjuk pada reposisi atau memposisikan seseorang dan juga
berarti mengubah status seeorang. Istilah ini juga berarti membuat seseorang
itu menjadi cemerlang atau bersih dan suci.
Dari istilah ini dapat kita simpulkan bahwa ketika Allah
menguduskan umatNya berarti juga bahwa Allah bukan hanya menyucikan dan
mebersihkan kita hingga tak percacat, namun justru memindahkan posisi kita dan
memisahkan kita dari kelompok yang lain sehingga kita dibedakan dari mereka
yang tidak percaya. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa? Allah membuat kita
berbeda status dari orang lain.
Bagaimana caranya? Lihat ayat 4 bacaan kita! Kita menjadi kudus karena Allah memillih kita dari semua. Betapa hal ini menjadi berita baik.
Kita tidak pernah mencalonkan diri. Tapi Allah dengan sengaja memilih kita dari
sekian banyak orang. Kitalah yang terpilih.
Ini disebut dengan istilah Predistinasi. Istilah ini
berarti ditentukan dari semula untuk diselamatkan. Sejak semula Allah telah
menentukan dan memilih kita menjadi pribadi yang berbeda. Perbedaan yang
dimaksud adalah perbedaan status dari yang tidak layak menjadi kudus dan layak.
Pemilihan Allah atau predistinasi ini merupakan doktrin yang penting bagi Rasul
Paulus. Pemilihan (Yun: eklego) ini menunjuk pada terpilihnya suatu umat dalam
Kristus oleh Allah supaya mereka kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya (bd.
2Tes. 2:13). Paulus memandang pemilihan
ini sebagai ungkapan kasih Allah ketika Allah menerima semua orang (walau tidak
layak), yang menerima Yesus Kristus, menjadi umat pilihanNya. Jadi jelaslah
bagi kita bahwa mereka yang dipilih untuk dikuduskan adalah mereka yang
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
2.
Menjadi Anak Allah (ay.
5)
Anugerah sebagai berkat Rohani selanjutnya bagi orang
percaya, menurut Paulus, adalah menjadi anak Allah. Dengan kata lain bahwa
Allah bersedia menjadi Bapa kita.
Menjadi anak Allah adalah hak istimewa terbesar dari keselamatan kita
(Yoh.1:12; Gal.4:7) yang sekaligus merupakan landasan iman kita kepada Allah
(Mat.6:25-34).
Menjadi anak-anak Allah sangatlah penting. Sebab sebagai
anak-anak Allah kita menjadi ahli waris Allah bersama-sama dengan Anak
Tunggal-Nya yakni Yesus Kristus (Rm.8:16-17).
Menjadi anak Allah membuat kita berhak, atas dorongan Roh Kudus, untuk
berseru kepadaNya sebagai anak dan memanggilNya “Ya Abba, Ya Bapa (Gal.6:4).
Tujuan akhir Allah menjadikan kita sebagai anan-anakNya bukan saja untuk
keselamatan kita, melainkan juga menjadikan kita serupa dengan Anak-Nya
(Rm.8:29).
Bagaimanakah proses menjadi anak-anak Allah itu terjadi
untuk kita? Perhatikanlah ayat 5 bacaan kita! Kalimat “oleh Yesus Kristus” merupakan penekanan yang penting. Bahwa
menjadi anak-anak Allah harus terjadi melalui Yesus Kristus. Mereka yang
percaya dan beriman kepada Yesus Kristus sajalah yang dapat mengalami perubahan
status dari anak-anak dunia menjadi anak-anak Allah.
3.
Penebusan dan Pengampunan
Dosa (ay. 7)
Penebusan dan
pengampunan haruslah dipandang sebagai satu kesatuan menyeluruh dalam karya
keselamatan. Keselamatan tidak hanya terjadi lewat penebusan. Tidak juga hanya
terjadi melalui pengampunan. Sebab tanpa pengampunan maka penebusan tidak
mungkin hasilkan keselamatan. Demikian juga tanpa penbusan maka pengampunan
tidak mungkin hasilkan keselamatan. Mengapa demikian? Kita perlu memahami
konsep menebus ini dalam budaya Yudaisme untuk mengerti dengan benar proses
keselamatan kita.
Istilah Menebus dari bahasa Ibrani qa’al yang berarti
membayarkan sesuatu untuk jaminan tertentu. Dalam tradisi Ibrani, qa’al ini
adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga dengan cara
membayarkan sesuatu kepada orang lain supaya sanaknya dapat ditebus. Dengan
demikian, si penebus harus masih memiliki hubungan keluarga dan mampu membayar
nilai tebusan.
Itulah sebabnya
sebelum mendapat berkat Rohani berupa penebusan yang dilakukan Allah, maka yang
ditebus harus memiliki hubungan keluarga. Dalam hal ini Allah memberi berkat
Rohani menjadi anak-anakNya dulu (keluarga Allah) supaya qa’al dapat dilakukan.
Lalu bagaimana dengan nilai atau harga penebusan? Harganya telah lunas dibayar
melalui Yesus Kristus (1Kor.6:10). Setelah Allah menebus umatnya sehingga kita
menjadi milikNya, maka bukankah Ia bebas melakukan apapun terhadap milikNya
itu? (Mat.20:15). Apa yang dilakukan Allah terhadap milikNya tersebut? Dia
mengampuni milikNya dari segala dosa mereka. Saat itulah keselamatan terjadi!
Perhatikanlah bahwa
pernan Yesus Kristus lagi-lagi menjadi sentral atau pusat dalam karya
keselamatan tersebut. Keselamatan adalah anugerah Allah yang Cuma-Cuma namun
harus melalui pengorbana Yesus Kristus yang mahal hargaNya. Mereka yang ingin
selamat harus berharap pada anugerah itu dan percaya pada Yesus Kristus yang
menjadi “alat bayar” penebusan.
4.
Pengetahuan Rencana Allah
(ay. 9)
Pengetahuan rencana Allah yang dimaksud Paulus sangatlah
sulit dimengerti. Namun apabila kita menelusuri ayat 9 hingga ayat 11, maka
menjadi teranglah bahwa kelaknanti semua ankan tergenapi semua rencana Allah
yang masih rahasia namun telah diungkapkan secara inplisit dalam ayat 9-11 itu.
Rencana Allah dimaksud adalah menyatunya seluruh alam semesta ini dengan sorga di dalam Yesus Kristus. Artinya,
kelak nanti dunia akan melihat bahwa Yesus Kristus adalah pusat dan kepala bagi
jagad alam ini.
5.
Hadirnya Roh Kudus (ay.
13-14)
Mereka yang percaya kepada Yesus Kristus selanjutnya akan
beroleh Roh Kudus sebagai anugerah atau berkat Rohani. Fungsi Roh kudus ini
menuntun umat menuju pada kesempurnaan kelak yakni keselamatan seutuhnya dan menjadikan
kita sungguh-sungguh milikNya kelak di
sorga nanti (ay.14).
Bagian ini menunjuk pada fungsi Roh Kudus sebagai
Penolong agar orang percaya tetap teguh iman kepada Yesus Kristus, mengarahkan
dan penuntun hidup umat percaya agar tidak “kehilangan” anugerah keselamatan
yang diberikan secara cuma-suma itu.
Tanpa Roh Kudus membimbing, maka sangat mungkin umat percaya kehilangan
arah dan keluar dari lingkaran anugerah
keselamatan tersebut.
Peran Roh Kudus ini sangatlah penting dalam karya
keselamatan. Roh kudus memetraikan kita dalam perjanjian keselamatan, yang
nantinya pula menjadi jaminan keselamatan seutuhnya di dalam Kristus. Artinya,
orang yang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus (yang menunjukkan bahwa mereka
adalah milik Allah) yang menjadi jaminan bahwa mereka akan menerima segala yang
dijanjikan Allah pada akhir zaman itu. Jadi, pemberitaan menjadi pintu masuk
untuk keselamatan eskatologis (hidup kekal). Roh Kuduslah yang menerapkan dalam
kehidupan orang percaya rencana Allah yang terwujud dalam Kristus.
Jemaat Tuhan....
Kita telah diselamatkan oleh
Allah. Di dalamnya kita beroleh pengudusan yang memungkinkan kita menjadi
anak-anakNya. Dengan menjadi anak-anakNya, maka Allah berhak menebus kita
sebagai anggota keluarga Allah dan memperoleh pengampunan. Sebagai anak-anak
Allah kitapun dibukakan suatu rahasia bahwa kelak nanti semuanya akan terbukti
bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi pusat kosmos ini. Artinya iman
kita tidak salah pilih. Kelak nanti akan terbukti bahwa kitalah umat yang
dimenangkan oleh kuasa kasih karunianya.
Batapa bahagianya kita dapat
beroleh semua anugerah itu. Tidak semua orang dapat mengalami hal ini. Karena
itu janganlah meninggalkan karunia keselamatan itu. Tetaplah menjadi pribadi
yang telah diselamatkan. Jangan pernah murtad dan menyia-nyiakan anygerah yang
sudah Tuhan berikan.
Karena itu, apa yang harus kita
lakukan. Perhatikanlah bahwa semuanya harus bermuara pada puji-pujian bagi
kemuliaan Allah. Kalimat puji-pujian itu muncul 4 kali dalam bacaan kita (ay.
3,6,12,14) untuk menunjuk bahwa umat yang telah diselamatkan adalah umat yang
selalu memuliakan namaNya. Kita tidak diminta melakukan apapun selain memuji
dan memuliakan namaNya. Karena itu muliakanlah Tuhan selalu dan tetaplah hidup
dalam keselamatan itu. Amin.