BAHAN RENUNGAN
IBADAH KELUARGA 03 APRIL 2013
MATIUS 15:32-39
Jemaat Tuhan....
Injil Matius adalah Injil pertama dalam Perjanjian Baru,
meski secara periodisasi penulisan lebih muda di banding Injil Markus. Injil
Matius ditujukan kepada orang Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bagian-bagian dari Taurat atau Perjanjian
lama yang dikutip untuk mempertegas tulisan Matius. Injil Matius juga sangat menekankan
pokok ajaran tentang Tuhan Yesus sebagai mesias yang di pilih oleh Allah dan
menegaskannya dengan garis keturunan dari Raja Daud (Bdg. Matius 1: 1 dst).
Injil Matius sarat dengan pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan
Yesus sebagai tokoh utamanya. Yang paling terkenal adalah pengajaran Tuhan
Yesus di sebuah bukit. Pengajaran ini terkenal dengan sebutan Khotbah Di Bukit
(Matius 5-7). Pengajaran Tuhan Yesus ini sangat menyentuh kehidupan sehari-hari
dari orang-orang yang mengikuti Dia.
Akan tetapi, pengajaran saja tidak cukup maka untuk
menegaskan semua pengajaran-Nya, Tuhan Yesus menyertainya dengan tanda-tanda
dan mujuzat-mujizat. Salah satunya adalah apa yang tercatat dalam nas kita hari
ini (Matius 15: 32-39). Oleh LAI nas ini di beri judul Yesus Memberi
Makan Empat Ribu Orang, sedang versi lainnya tercatat dalam Markus 8:1-10.
Jemaat Tuhan....
Kisah tentang Tuhan Yesus memberi makan empat ribu orang
memang tidak seterkenal cerita Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang
(Matius 14:13-21, bahkan sampai di buat lagunya). Ceritanya hampir mirip tetapi
tentu agak berbeda meski lokasi kejadian sama-sama di seputar danau Galilea.
Ketika Yesus hendak memberi makan empat ribu orang (yang dihitung hanya
laki-laki dan belum termasuk perempuan dan anak-anak).
Perhatikan ayat 32, bacaan kita! Disebutkan bahwa hati-Nya
tergerak oleh belas kasihan karena orang banyak yang mengikuti Dia selama tiga
hari. Maka, Ia meminta murid-murid-Nya untuk mengumpulkan roti dan ikan yang
ada pada mereka (:32-34). Kemudian dengan ucapan syukur Tuhan Yesus
membagi-bagikan roti dan ikan kepada murid-murid-Nya dan dilanjutkan
kepada orang banyak. Sehingga mereka semua makan sampai kenyang bahkan tersisa
tujuh bakul penuh (ay.35-37).
Mujizat memberi makan empat ribu orang lebih, dengan hanya
berasal dari sedikit roti, yakni tujuh ketul dan beberapa ekor ikan kecil
adalah terletak pada saat hati yang tergerak oleh belas kasih, ucapan syukur
yang tulus dan tangan yang terulur untuk memberi. Inilah bentuk kemustahilan
tersebut terjadi ketika ada tindakan dari suara hati dan kekaguman pada
anugerah Tuhan dengan teladan yang ditunjukkan.
Dengan kata lain kita menemukan ada beberapa unsur penting
dari hadirnya Mujizat itu, yakni:
1.
Ayat 32, Yesus tergerak oleh belas Kasihan
Mujizat terjadi selalu dimulai atas prakarsa ilahi. Kita tidak
pernah bisa menentukan terjadinya Mujizat. Tuhanlah yang menentukan, Tuhanlah
yang memulai. Namun ada alasan mengapa Tuhan mau memulai dan melakukan mujizat,
yakni tergerak oleh belas kasihan. Mujizat adalah anugerah karena Tuhan peduli
bagi kita.
2.
Ayat 34, meyerahkan 7 ketul roti dan beberapa ikan
Perhatikanlah bahwa benar mujizat terjadi atas inisiatif
Ilahi. Namun juga harus diikuti dari keinginan manusia untuk mewujudkannya.
4000 0rg laki2 itu setia dan focus pada pengajaran hingga tidak makan selama 3
hari lamanya (ay.32). Hal itu menggerakkan Yesus untuk mengerjakan mujizat bagi
mereka. Dengan kata lain, mencari Allah lebih dahulu, mujizat akan diterima
selanjutnya.
Kemudian mujizat itu terjadi atas kesediaan manusia terlibat
di dalamnya. Para murid dan bebrapa orang tergerak juga menolong orang banyak
yang kelaparan. Apa yang ada pada mereka diserahkan kepada Tuhan Yesus. Tujuh
ketul roti diberikan kepada Yesus. Perhatikanlah bahwa mustahil memberi makan
4000 orang hanya dengan 7 ketul roti. Namun inilah yang penting, yakni mereka
melakukan bagian mereka yang dapat dikerjakan, dan sisanya Tuhan Yesus yang
selesaikan.
3.
Ayat 36, Yesus mengucap syukur dan membagikannya
Mustahil 7 ketul roti menjadi banyak untuk dimakan 4000
orang. Namun itulah kenyataannya. Hal yang kecil di tangan manusia tidak
berguna, namun jika diserahkan di tangan Sang Ilahi akan berbeda hasilnya. Hal
kecil di tangan kita sering dilihat kecil dan tak berfaedah, namun Yesus yang
Maha Besar kuasanya itu dapat mengubah yang tak berguna menjadi bermanfaat
besar.
Kita tidak harus memulai sesuatu dengan hal-hal besar!!
Jangan menghitung dan mengukur pelayanan secara matematis. Jangan tunggu modal
besar baru kemudian melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan. Apa yang kita
meiliki, walau kecil, lakukanlah. Selanjutnya biarlah Tuhan yang cukupkan semua
itu untuk menjadikannya mujizat.
4.
Ayat 37, Mujizat terjadi, ada sisa 7 bakul.
Hal yang luar biasa terjadi dalam bacaan kita bukan hanya
soal 4000 orang itu kenyang, namun lebih dari itu masih ada sisa dari yang
tadinya terasa tidak cukup. Dengan modal 7 buah roti, mereka menerima saldo 7
bakul lagi setelah proyek mustahil itu selesai dikerjakan.
Mujizat terjadi bukan hanya cukup dan sesuai kebutuhan.
Mujizat terjadi dengan hasil melipah hingga berkelebihan juga. Sesuatu hal
menjadi bearti jika paling awal semuanya diserahkan kepada Yesus. Mujizat
terjadi di tangan Yesus asalkan juga tangan kita tergerak menyerhkan kepadaNya.
Jemaat Tuhan....
Belas kasihan terhadap mereka
yang miskin, susah, dan menderita itu mudah, tetapi sejauh mana kita digerakkan
oleh belas kasihan itu hingga terwujud dalam tindakan menolong mereka?
Bagaimana dengan Tuhan Yesus sendiri?
Tuhan Yesus juga mengharapkan
kita menunjukkan belas kasihan dan kepedulian terhadap semua orang tanpa
membedakan status, jenis kelamin, suku, dan ras. Kita perlu memperhatikan
kebutuhan manusia secara holistik. Bila kita merasa potensi dan kemampuan kita
tidak seberapa, jangan cemas, tetapi serahkanlah kepada Yesus. Ia akan
mencukupkan kita untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Oleh karena
itu, selain memberitakan Injil kita juga harus melayani kebutuhan fisik mereka
yang menderita agar mereka disentuh oleh kasih Allah yang sungguh nyata di
dalam hidup kita sehingga mau percaya Tuhan Yesus.
Jemaat Tuhan....
Empat Ribu orang tersebut dikatakan telah mengikut Yesus selama 3 hari dan
mereka tidak mempunyai makanan. Mengikut Yesus-lah yang menjadi fokus mereka,
bukan perut, bukan diri. Ini membuktikan konsep nilai yang mereka miliki, bahwa
mereka adalah sekelompok orang yang sudah mempunyai kepastian di dalam mengikut
Tuhan, hanya berfokus kepada Kristus dan memberikan diri mereka sepenuhnya
berserah di dalam pengaturan dan pemeliharaan Allah. Orang-orang seperti inilah
yang dipelihara Tuhan dalam keutuhannya.
Inilah teladan yang seharusnya menjadi ciri-ciri orang Kristen di dalam
mengikut Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah yang menjadi fokus di dalam hidup
kita? Tuhan Allah? Atau tuhan yang lain? Uang? Perut? Kenyamanan diri? Keluarga?
Fokus ini dapat dideteksi dengan sederhana saja, lihatlah hal-hal apa yang
sehari-hari paling menyita perhatian kita. Renungkanlah, benarkah kita
menyerahkan dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan? Maukah kita
membiarkan Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh hidup kita?
No comments:
Post a Comment