ZAKHARIA 4:11-14
Pendahuluan
Penulis kitab ini adalah Zakharia. Sebutan "Zakharia" menunjuk kepada Zakharia
anak dari Berekhya dan cucu dari Ido (1:1.7). Nama "Zakharia" adalah
nama yang populer. Dalam Perjanjian Lama, ada sekitar 27-30 orang yang memakai
nama "Zakharia". Sebutan "Zakharia" berarti Allah
mengingat atau Allah telah mengingat. Nama "Zakharia" menjelaskan
bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia mengingat (setia terhadap) janji-Nya
terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini mengungkapkan rasa syukur orang tua
Zakharia karena mereka dikaruniai anak laki-laki. Seperti Yeremia dan
Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi sekaligus seorang imam (Nehemia 12:16). Ido
(kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia
dilahirkan di Babel.
Saat orang
Yahudi kembali ke Palestina di bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua,
dia ikut dengan kakeknya kembali ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan
"orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa
Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat
usianya masih muda.
Telaah
Perikop
Terdapat
delapan penglihatan yang dialami oleh Zakharia mulai dari pasal 1-6 kitab ini.
Khusus pasal 4:1-14 adalah penglihatan kelima berupa Kandil Emas yang
berhiaskan dua pohon Zaitun. Ada tiga bagian dari perikop ini. Isi penglihatan
disampaikan dalam ay.1-3. Penjelasan pertama, mengenai
“semuanya”, terdapat dalam ay.4-7, dengan suatu komentar dalam aa.8-10.
Penjelasan kedua, tentang kedua pohon zaitun, terdapat dalam ay.11-14. Isi dari
penglihatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Penglihatannya terjadi dalam keadaan
yang mirip dengan tidur (ay.1). Yang dilihat Zakharia ialah sebuah kandil
dengan empat puluh sembilan suluh, tersusun di atas tujuh pelita dengan tujuh
corot masing-masing. Ketujuh pelita itu tersusun di atas tempat minyak, bahan
bakarnya. Minyaknya dari pohon zaitun, yang disimbolkan dengan ukiran di
sebelah kanan dan kiri.
2.
Zakharia langsung menanyakan arti dari penglihatan
itu (ay.4). Penjelasan yang berikut berbicara tentang Zerubabel. Kuasa yang
akan menjamin bahwa Zerubabel berhasil menyelesaikan pembangunan Bait Allah
ialah roh Allah, bukan kemampuan Zerubabel (ay.6). Pada ayat 7a hal itu
ditegaskan dengan suatu gambaran: gunung tidak mungkin diratakan oleh
Zerubabel, tetapi akan menjadi tanah rata oleh karena kuasa Allah itu.
Selanjutnya ayat 7b membayangkan sorak Israel ketika Bait Allah selesai lewat
dipancangkannya batu utama.
Batu
utama mungkin mirip fungsinya dengan baru peringatan pada gedung modern yang di
atasnya tertulis tanggal dan tokoh yang meresmikan gedung itu. Kalau begitu,
yang dinubuatkan dalam ay.7 itu adalah upacara peresmian Bait Allah. Pada zaman
itu batu utama sering dilapisi dengan permata dan/atau logam mulia seperti
emas.
Penglihatan
itu menyangkut batu utama yang melambangkan penyelesaian Bait Allah. Sama
seperti pelita bersumber pada minyak, terang yang dibawa oleh penyelesaian Bait
Allah akan bersumber pada roh Allah melalui Zerubabel.
3. Selanjutnya
kita menemukan dalam ayat 8-10 suatu komentar terhadap penglihatan itu.
Dijelaskan bahwa Zerubabel-lah yang akan menyelesaikan apa yang dulunya dia
mulai (ay.9a). Hal itu akan membuktikan bahwa malaikat yang berbicara dengan
Zerubabel memang adalah utusan Allah, sehingga Israel juga bisa percaya pada
nubuatannya (ay.9b). Sikap orang yang menjadi tawar hati atau putus asa karena
lamanya tidak ada perkembangan akan menemukan semangat baru (a.10a). Akhirnya,
ketujuh mata yang diukir pada batu utama itu (jika tafsiran tadi tepat)
menyimbolkan mata Tuhan (ay.10b). Tujuh adalah angka kelengkapan atau keseluruhan,
dan mata Tuhan yang disimbolkan dengan tujuh itu melihat seluruh bumi. Tidak
akan ada kejutan menggoyang rencana-Nya, Dia melihat semuanya.
4.
Pertanyaan untuk penjelasan kedua diulang dalam ay.12.
Cairan emas merujuk pada minyak zaitun, dan sepertinya ada sistem penyaluran
memakai pipa yang sekaligus merupakan bagian dari ukiran pohon zaitun itu,
bahasanya tidak terlalu jelas. Hal itu mengaitkan kedua pohon zaitun itu
sebagai penyambung pelita dengan minyak zaitun. Pada ay.14 bacaan kita
mengungkapkan maknanya: kedua pohon adalah Yosua dan Zerubabel, karena baik
imam maupun raja diurapi. Merekalah yang menjadi kunci sehingga kuasa roh Allah
akan menghasilkan pembangunan Bait Allah.
Aplikasi
dan Relevansi
Berdasarkan
kisah yang ada dalam bacaan kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat
kita relevansikan dalam hidup beriman kita, yakni:
1.
Zerubabel
adalah tokoh yang akan membangun Bait Allah hingga selesai. Ia mendapatkan
penguatan dalam aa.6-10, yaitu janji bahwa oleh kuasa roh Allah Zerubabel akan
menyelesaikan Bait Allah. Janji ini itu tentu mau menguatkan Zerubabel, dan
orang-orang Yehuda di bawah pimpinannya, untuk tetap bertekun dalam pembangunan
itu. Namun, tekanan dalam ay.6 mengingatkan mereka bahwa sumber sukses bukan di
dalam mereka melainkan oleh karena kuasa Allah.
Kitapun diingatkan bahwa
disaat Tuhan menjanjikan sesuatu ia tidak akan pernah ingkar janji. Zerubabel
wajib menjalankan tugas pembangunan itu dan Tuhan akan menyertainya. Masing2
kita memiliki tanggung-jawab untuk melaksanakan tugas dibidang masing-masing.
Apabila kita berhasil, itu harusnya dipahami sebagai anugerah Tuhan dan bukan
karena kita.
2. Mengapa inti itu disampaikan melalui
penglihatan yang kabur dan sulit ditafsir? Ay.5 & 13 memberi suatu
petunjuk, ketika malaikat bertanya tentang ketidaktahuan si nabi. Hal itu
menegaskan bahwa si nabi tidak sanggup menerobos ke dalam makna penglihatan itu
sendiri. Yang dibicarakan adalah rencana Allah, dan hanya Allah yang tahu dan dapat
memberitahunya.
Hal
ini memberi arti kepada kita bahwa tidak semua rencana Tuhan dapat kita selami
dengan mudah. Banyak hal yang masih menjadi rahasia bagi kita namun semua telah
sangat indah direncanakan TUHAN. Sebagaimana Zakharia membutuhkan malaikat
untuk jelaskan penglihatan itu, demikian juga kita membutuhkan Roh Kudus untuk
mengerti kehendak dan rencana Tuhan bagi kita. Amin
No comments:
Post a Comment