KISAH RASUL
15:22-29
A. P e n d a h u l u a n
Menjadi terpandang adalah impian semua orang. Dihormati dan dihargai
sebagai pribadi yang penting adalah juga hal yang amat diharapkan banyak orang.
Namun kadang orang mengusahakanya dengan cara yang keliru. Mencari pengakuan
tersebut kadang menghalalkan segala cara. Padahal pengakuan2 seperti itu
biasanya datang dgn sendirinya berdasarkan
apa yang sudah kita kerjakan dan lakukan menurut penilaian orang lain. Jadi
yang menyatakan kita terpandang bukanlah diri kita, namun harusnya orang lain.
Hal ini tercontohkan dengan baik
dalam bacaan kita. Bahwa suatu ketika di Yerusalam pada jaman gereja mula-mula,
di adakanlah Sidang Sinode untuk membahas tentang strategi pelayanan dalam
rangka melawan ajaran-ajaran palsu di Antiokhia oleh para pengajar sesat yang
datang dari Yerusalem.
B. Uraian Isi Perikop
Nampak
di dalam isi surat itu (ay.24) bahwa ada beberapa pengkhotbah yang pergi ke
gereja di Antiokhia yang tidak diutus oleh jemaat Yerusalem, dan yang tidak
menerima aturan tentang hal itu. Mereka pergi atas nama mereka sendiri, dan
menyebarkan pandangan mereka sendiri. Gereja sangat menyesalkan saudara-saudara
yang berasal dari kaum legalis itu yang menyebabkan adanya masalah dan
perpecahan. Kita tidak membaca mengenai hal itu dalam notulen ini, tetapi
Paulus, dalam suratnya kemudian tentang orang-orang itu, menyebut mereka
sebagai saudara-saudara palsu (Galatia 2:4). Kita hanya membaca bahwa mereka
tidak diberi tugas oleh para rasul di Yerusalem, dan juga bahwa Sidang pertama
di Yerusalem tidak setuju atau tidak suka dengan pekerjaan mereka yang membawa
perpecahan.
Itulah
sebabnya sidang memutuskan bahwa Rasul-rasul dan
Penatua- penatua di Yerusalem memilih dua orang terpandang untuk mendampingi
Paulus dan Barnabas ke Antiokia untuk menjelaskan hasil sidang di Yerusalem.
Kedua orang itu ialah Yudas yang biasa disebut Barsabas dan Silas
(ay.22). Tugas utama dari dua orang ini adalah mendampingi Rasul Paulus
dan Rasul Barnabas. Alkitab mencatat bahwa baik Paulus maupun Barnabas
adalah Tokoh besar yang cukup disegani. Jika mereka sangat disegani, mengapa
perlu didampingi? Jawabannya hanya satu, yakni Pastilah Tugas ke Antiokhia ini
sangat berat dan karena itu perlu untuk ada tambahan tenaga.
Yang menarik untuk direnungkan adalah, mengapa Silas dan Yudas yang
dipilih? Bahkan menurut ayat 22 bagian akhir mereka disebut sebagai orang yang
terpandang. Siapakah mereka itu? Sayang sekali, Alkitab tidak memuat informasi
tentang jati diri dari kedua tokoh ini. Yang sempat disebutkan bahwa Silas
adalah Seorang teman seperjalanan Paulus, Kis 15:40-18:5 dan
sesungguhnya sama dengan Silwanus yang namanya disebutkan dalam surat 1
Tesalonika 1:1; 2Korintus 1:19.
Selanjutnya, mengapa mereka disebut terpandang? Alkitab tidak menguraikan
alasan Sidang Gereja di Yerusalam menyebut mereka sebagai pribadi yang
terpandang. Namun dalam ayat 26 bacaan kita ditemukan bahwa kedua orang ini telah
mempertaruhkan nyawa mereka demi Nama Tuhan Yesus Kristus. Tidak seperti
umumnya mereka dikatakan terpandang karena melakukan sesuatu yang sangat luar
biasa. Mereka mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan Yesus Kristus (26).
Sebagai seorang pemimpin gereja di Yerusalem. Silas tentu mengalami banyak
tantangan dari pihak-pihak orang Yahudi.
Sedemikian beratnya tantangan itu, sampai ia harus mempertaruhkan nyawanya.
Itulah yang membuat Silas (juga Yudas Barsabas) menjadi orang terpandang. Bukan
karena atribut yang melekat atau dilekatkan pada dirinya tetapi karena
melakukan pelayanan dengan rasiko yang begitu besar. Para pemimpin gereja di
Yerusalem memilih dan mengutus mereka karena dedikasi yang besar. Mereka sedia mengorbankan segala sesuatu untuk Tuhan Yesus Kristus, bahkan
nyawa sekalipun.
Dengan demikian dari Yudas Barsabas dan Silas kita mendapat petunjuk
tentang ciri-ciri orang "terpandang" yang semestinya melayani gereja
:
1.
Sedia mengorbankan apa yang ada pada dirinya (bukan mencari keuntungan bagi
dirnya).
2. Mempunyai reputasi (nama baik) atas imannya dalam
kehidupan berjemaat (bukan hanya reputasi di masyarakat dan lingkungan
kerjanya).
3. Setia melakukan pekerjaan pelayanan sekalipun harus
mengalami ketidaknyamanan (bukan melayani untuk merasakan nyaman).
Selanjutnya marilah kita memperhatikan isi surat yang
dititipkan oleh Sidang di Yerusalam kepada dua orang yang terpandang ini (ayat
23-29). Dari seluruh isi surat dapatlah disimpulkan bahwa surat ini adalah Surat
yang Bijaksana dan Peka terhadap masalah. Oleh karena itu tidaklah heran
bila akhirnya jemaat-jemaat itu mendapat berkat dari surat tersebut (31). Itu juga
merupakan kunci sukses dari pengimplementasian keputusan pertemuan di
Yerusalem. Para pemimpin sering kali menganggap bahwa setelah kesepakatan
dibuat maka selanjutnya adalah tugas bawahan untuk melaksanakannya. Padahal
untuk memahami suatu keputusan tidaklah mudah, mereka harus menafsir dan
menjabarkan sendiri ke dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis. Itulah sebabnya
di tingkat bawahan, kesalah-pahaman dan konflik sering terjadi.
Para rasul agaknya memahami hal ini. Karena itulah mereka
mengambil berbagai langkah untuk menjamin suksesnya pengimplemen-tasian
kesepakatan Yerusalem, agar kesatuan Kristen tidak hanya terjadi di kalangan
para rasul, namun juga seluruh Kristen dimana pun mereka berada. Mereka
memberikan informasi yang jelas dan tuntas kepada jemaat-jemaat tentang
keputusan Yerusalem, secara tertulis dan lisan melalui orang-orang yang
berkualitas (ay.22), untuk menjamin kesahihan dan keobyektifan informasi.
Kemudian mereka menegaskan posisi mereka tentang tuntutan sunat (ay.24).
Penegasan ini penting bagi Kristen di Antiokhia sebagai
suatu konfirmasi dan peneguhan atas doktrin atau ajaran yang sudah mereka
yakini selama ini. Dan itu tidak dilakukan hanya dengan
pernyataan lisan, namun keputusan Roh Kudus. Allah melegitimasi keputusan itu
karena itulah keputusan resmi dan berlaku bagi semua jemaat di sepanjang zaman.
Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan? Setelah jemaat
Antiokhia membaca surat itu dan bertemu dengan para utusan rasul dari
Yerusalem, mereka bersuka cita, terhibur, dan dikuatkan (31-32). Ini merupakan
bukti bahwa keputusan dan pengimplementasiannya telah dilakukan secara bijak
dan sehat. Ini merupakan bukti bahwa gereja mula-mula mempunyai manajemen yang
baik.
Dari uraian isi surat ini kita dapat menyimpulkan bahwa dari
setiap pelayanan para Rasul dalam gereja mula-mula termasuk strategi menghadapi
masalah adalah: agar jemaat mengalami penghiburan, sukacita, penguatan, dan
tetap dipersatukan dalam menghadapi segala macam tantangan dan ancaman yang
semakin banyak.
C. Aplikasi dan Relevansi
Menjadi pemimpin tanpa hikmat Tuhan dapat mengaburkan
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan berbagai masalah pelik. Mungkin itu
sebabnya, banyak masalah internal gereja kini yang tak kunjung terselesaikan.
Bagaimana seharusnya para pemimpin bersikap untuk mengambil keputusan yang
tepat? Dan apa
dasar-dasar dalam pengambilan keputusan itu?
Dalam bacaan
hari minggu ini, kita membaca tentang hasil persidangan Yerusalem yang
disampaikan kepada jemaat Antiokhia mendatangkan sukacita. Pertama, persidangan
pemimpin gereja di Yerusalem menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam
bentuk tertulis dan jelas sehingga kemungkinan kesalahpahaman pun dapat
dihindari (ayat 31).
Kedua, para pemimpin gereja mengutus Yudas dan Silas untuk menyampaikan surat
tersebut sekaligus menyatakan niat baik dari para pemimpin gereja di Yerusalem
untuk menerima jemaat Antiokhia menjadi bagian dari umat Allah (ayat 22-28).
Inilah berkat yang tidak terduga oleh jemaat Antiokhia. Yudas dan Silas
ditunjuk sebagai wakil para pemimpin di Yerusalem berdasarkan kredibilitas
mereka yang telah teruji (ayat 26).
Ketiga, isi surat itu sangat melegakan hati jemaat di Antiokhia (ayat 31).
Dengan mengacu pada keputusan para pemimpin di Yerusalem
yang sesuai dengan kehendak Tuhan, jemaat di Antiokhia bisa mengatasi konflik
pengajaran yang berbeda (ayat 24). Mereka pun
tahu bagaimana menjalankan kehidupan yang kudus sesuai firman Tuhan (ayat 29).
Dari pengalaman krisis jemaat Antiokhia, kita melihat dua
prinsip. Pertama, Tuhan mengizinkan masalah di dalam gereja untuk mendewasakan
umatnya. Kedua, perselisihan internal gereja yang diselesaikan secara tepat
dengan mengikuti pimpinan Tuhan akan mendatangkan persatuan dan damai
sejahtera.
Saat
ini kita diutus sebagai utusan TUHAN yang harusnya dinilai terpandang
juga di Mata Tuhan maupun orang banyak. Kita di sebut terpandang bukan karena
status sosial kita; bukan pula karena jabatan dan harta kekayaan kita. Namun
menjadi utusan Tuhan yang terpandang adalah terukur dari perbuatan nyata yang
sungguh mengasihi Tuhan dan berkorban bagi kemuliaan namaNya melalui
pengorbanan bagi sesama. Itulah yang dilakukan Yudas dan Silas, yang juga harus
dilakukan oleh kita.
No comments:
Post a Comment