Sunday, March 30, 2025

HAL KEKUATIRAN

 MATIUS 6:31-34

BAHAN KHOTBAH IK 02 APRIL 2025

 

PENDAHULUAN

Topik tentang kekuatiran merupakan bagian dari khotbah di bukit yakni pasal 5-7 injil Matius. Kuatir adalah suasana cemas terhadap sesuatu yang belum terjadi. Adalah wajar jika orang kuatir, cemas atau takut terhadap peristiwa-peristiwa yang belum terjadi, sebab ia belum tahu apa dampak terhadap dirinya mengenai peristiwa peristiwa tersebut.

Menurut Tuhan Yesus, Kekuatiran yang paling besar adalah tentang kebutuhan-kebutuhan pokok yaitu sandang dan pangan. Misalnya mengenai apa yang akan dimakan? apa yang akan diminum? apa yang akan dipakai untuk menutupi tubuh? (ay.25). Karena berbicara tentang kebutuhan pokok, maka hal itu tidak bisa ditunda. Orang bisa menunda membeli kendaraan, tetapi tidak mungkin menunda membeli makanan. Orang mungkin bisa menunda membeli perhiasan, namun tidak mungkin tidak membeli pakaian jika sudah compang-camping.

Perintah jangan kuatir dalam ayat 25 bacaan kita perlu mendapat penjelasan tentang bagaimana melakukannya? Bagaimana supaya tidak kuatir?
 

TELAAH PERIKOP

Jangan kuatir adalah perintah yang harus dibaca dengan kacamata berbeda. Tuhan yesus tidak pernah bermaksud mengatakan tidak perlu kuatir, sebab kuatir adalah hal yang alamiah terhadap sesuatu yang belum terjadi. Maka perintah “jangan kuatir” mau mengatakan soal jangan sampai karena kekhawatiranmu membuat engkau kehilangan iman.


Jika demikian, bagaimana cara menghadapi berbagai bentuk kekuatiran tersebut? Pada ayat 31-34, kita menemukan 3 poin utama cara untuk menghadapi kekuatiran, yakni:

1.       Tuhan mengetahui kebutuhanmu (ay.31-32)

Memikirkan tentang kebutuhan-kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan di saat yang sama kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu tidak ada, pasti akan membuat orang kuatir (ay.31). Tuhan Yesus menyatakan tentang hal penting menanggapi kondisi itu yakni: “Bapamu di Surga tahu bahwa kamu memerlukan semuannya itu”. Pernyataan ini memberikan penegasan penting bahwa kondisi yang terjadi di kolong langit ini Tuhan sangat tahu, termasuk segala kebutuhan yang menyebakan orang mengalami kekuatiran.

Jika Tuhan tahu apa yang kita butuhkan maka itu berarti Tuhan tahu bagaimana menjawab kebutuhan itu? Dengan kata lain, Tuhan Yesus mengajak orang yang kuatir, untuk berani menyerahkan kekuatirannya kepada Tuhan. Sebab Tuhan adalah pribadi yang sangat tahu segala sesuatu yang kita butuhkan dan yang mampu menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan itu.

Perhatikan bunyi teksi alkitab ini: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7). Kita diajarkan untuk meyakini bahwa Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, Tuhan juga menyediakan apa yang kita butuhkan. Maka langkah awal menghadapi kekuatiran adalah menyerahkan kekhawatiran itu kepada Tuhan.


2.       Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya (ay.33)

Apa yang dimaksud dengan mencari Kerajaan Allah dan Kebenarannya? Kita pasti menghafal “Doa Bapa Kami”. Di situ disebut tentang “datanglah kerajaan”. Ketika menyebut carilah kerajaan Allah maka urutannya menjadi jelas. Yang utama bukan memikirkan kekuatiran, tetapi mencari Kerajaan Allah, sesudahnya biarlah kuasa kerajaan Allah itu menjawab kekuatiran kita itu.

Tafsiran yang paling sederhana dalam Matius 6:33 untuk kata-kata "mencari Kerajaan Allah dan kebenaran Allah" ialah: mencari untuk menjadi taat kepada Allah. Ternyata ketaatan kepada Allah adalah kunci menghadapi kek hawatiran. Hanya dengan taat kepada Allah, maka poin 1 tadi, yakni Tuhan menyediakan yang kita perlu akan digenapi. Hal ini dipertegas oleh Tuhan Yesus dengan frasa kalimat “segala sesuatu akan ditambahkan”. Maka ketaatan kepada Tuhan diperlukan untuk memperoleh jawaban tentang kekhawatiran tersebut.


3.       Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (ay.34)

Tuhan Yesus berkata: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (ay.34). Hal ini senada dengan pertanyaan Tuhan Yesus: “siapakah yang karena kekhawatiran dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya.” (ay.27). Kekhawatiran berlebihan tidak menyelesaikan masalah, bahkan sebaliknya akan memberikan masalah baru dalam hidup.

Karena itu yang paling penting adalah menyelesaikan persoalan di hari ini dan bukan memikirkan masalah hari esok lalu kemudian menambahkan masalah yang belum terjadi itu menjadi kesusahan di hari ini.  Inilah yang dimaksud dengan kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

 

RELEVANSI DAN APLIKASI.

1.       Adalah wajar tiap orang kuatir tentang pemenuhan kebutuhan kebutuhan hidup. Masalah ekonomi keluarga barangkali, masa depan anak-anak, persoalan rumah tangga dan sebagainya. Semua itu menjadi penyebab tiap orang mengalami kekuatiran. Hal yang patut disayangkan adalah banyak orang sibuk memikirkan kekuatirannya, tapi lupa fokus pada Tuhan yang tahu kebutuhan kita itu.

Sebagai orang percaya kita dituntut untuk memiliki iman yang besar kepada Tuhan yang menyediakan segala sesuatu. Sehingga langkah utama menghadapi kekhawatiran adalah, kita menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Kita diajak untuk berani berdoa seperti doa Tuhan Yesus “jadilah kehendakmu” karena kita percaya bahwa Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Jika Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, maka Tuhan pasti mengerti untuk menyediakan segala apa yang kita perlukan. Dengan kata lain, fokus utama bukan pada kekhawatiran tapi fokus utama kita adalah kepada Tuhan.

 

2.       Cara fokus kepada Tuhan untuk menghadapi kekuatiran adalah dengan mencari kerajaan Allah. Urutan ini harus tepat, yakni kita tidak mengurus terlebih dahulu kekuatiran kita, tapi urusan utama adalah mencari kerajaan Allah. Mencari kerajaan Allah sebagaimana disebutkan di atas adalah hidup dalam ketaatan kepada Allah. Sebab, bagaimana mungkin Tuhan memberkati atau menyediakan apa yang kita butuhkan jika kita tidak taat kepadaNya.

Tanpa ketaatan kepada Allah kita tidak mungkin menghadapi kekhawatiran kita. Sebab kunci dari pemenuhan segala kebutuhan kita oleh Tuhan, hanya dapat kita peroleh dari ketaatan kepada Allah yakni melakukan segala kehendakNya. Karena itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu.

 

3.       Kita perlu mengatur kondisi ketentraman jiwa kita dengan cara menundukkan kekuatiran itu dan bukan kekuatiran yang mengatur suasana hati kita. Selesaikan masalah kita hari ini barulah kemudian memikirkan hal-hal yang belum terjadi di hari esok. Jangan menumpuk masalah hari esok yang belum terjadi, pada kekhawatiran di hari ini. Sebab hal itu akan membuat kita mengalami guncangan iman yang menghancurkan pengharapan kita.

Kalimat “kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” berarti upaya kita untuk mengatur kebutuhan-kebutuhan kita dengan perencanaan yang matang. Manajemen masalah atau mengatur masalah harus dilakukan dan bukan masalah yang mengatur kondisi hati kita sehingga kita kuatir. Jika Tuhan memelihara kita hari lepas hari, maka biarkanlah kekuatiran hari esok terjadi untuk hari esok, dan jangan membuat kita mengalami kehilangan sukacita karena masalah di hari esok yang belum terjadi.

Kita diajak untuk membuat perencanaan matang tentang hari esok, tapi juga kita diperintahkan untuk menyelesaikan lebih dulu masalah di hari ini. Merencanakan hari esok dan menyelesaikan masalah di hari ini adalah kunci kita mampu menghadapi kekuatiran itu.

 

Selamat menghadapi kekuatiran saudara. fokuslah pada Tuhan. dia tahu apa yang kita perlu dan rencanakan kehidupan saudara di hari esok dengan cara menyelesaikan masalah saudara di hari ini. Amin.

No comments:

Post a Comment

HAL KEKUATIRAN

  MATIUS 6:31-34 BAHAN KHOTBAH IK 02 APRIL 2025   PENDAHULUAN Topik tentang kekuatiran merupakan bagian dari khotbah di bukit yakni ...