2 KORINTUS 10:12-18
BERMEGAH DI DALAM TUHAN
Bahan Khotbah Ibadah PKB
Jumat, 27 Juli 2018
PENGANTAR
Terjadi pertikaian
antara Paulus dengan golongan-golongan tertentu di Korintus. Mereka adalah
rasul-rasul palsu yang mengajarkan kesesatan dan memecah-bela jemaat.
Persoalannya adalah, mereka juga menuduh Paulus sebagai rasul palsu, sehingga
penting bagi Paulus untuk membela dirinya walapun hanya melalui surat yang ia
titipkan kepada Titus yang berjumpa dengannya di Makedonia (bd. (lihat Kisah
Para Rasul 20:1; 2 Korintus 2:13; 7:5).
Khusus pasal 10,
Paulus tuliskan secara istimewa untuk ditujukan kepada para penentangnya. Ia
sengaja untuk tidak menemui langsung, karena kuatir terjadi tindakan kekerasan,
tapi sikapnya itu justru dipandang mereka yang membencinya sebagai sikap Paulus
yang takut (ay.1). Oleh karena itu Paulus berencana untuk menemui mereka.
TELAAH PERIKOP
Terdapat beberapa
pokok penting dari bacaan kita ini untuk digali dan direnungkan bagi kita,
yakni:
1. Jangan memuji diri (ay.12,
13)
Rupanya para pengajar palsu merasa diri lebih hebat dan lebih baik dari
Paulus dalam hal mengajarkan kitab suci. Dengan bangganya mereka memuji diri
sebagai kelompok yang sukses membangun jemaat itu. Padahal jemaat Korintus
didirkan oleh Paulus dari hasil penginjilannya.
Itulah sebabnya Paulus menyebut bahwa orang-orang itu bermegah menurut
ukuran mereka sendiri dan tidak membandingkan dengan hasil kerja orang lain
melainkan dari hasil kerja sendiri (ay.12). bagaimana mungkin membandingkan
diri dengan diri sendiri? Di sisi yang lain, Paulus juga kecewa oleh karena
kelompok ini memanfaatkan hasil kerja Paulus sebagai pendiri jemaat untuk
menyombongkan diri mereka (ay.13).
2. Jangan bermegah dari hasil
kerja orang lain (ay.14,15)
Inilah
yang terjadi, bahwa orang-orang itu bermegah dari hasil kerja Paulus. Paulus
adalah pendiri jemaat Korintus, mereka kemudia datang mengabarkan injil
memasuki batas wilayah kerja pelayanan Paulus (ay.13) dan kemudian
menyombongkan diri seolah merekalah yang membangun jemaat ini. Paulus dengan
pasti menyatakan bahwa dialah yang mendirikan jemaat Korintus (ay.14) sehingga
dapat dikatakan, Korintus adalah hasil kerja layannya.
Yang
menarik adalah prinsip Paulus soal bermegah yang sepertinya menyindir kelompok
tersebut. Menurut Paulus, ia tidak pernah bermegah dari hasil kerja orang lain
yang bekerja di wilayah yang bukan milik Paulus. Artinya, seharusnya setiap
orang melayani dan bekerja sesuai dengan peruntukannya (wilayah, job desk,
skill, dll) sehingga tidak “mencuri nama” keberhasilan dari orang lain.
3. Bermegahlah dalam Tuhan
(ay.16-18)
Dengan
tegas Paulus menyatakan bahwa kepergiannya meninggalkan Korintus dalam rangka
mengabarkan Injil ke tempat lain supaya selama masih hidup injil Tuhan dapat di
sebar (ay.16). Hal ini sekaligus menegaskan kepada kelompok yang menuduh Paulus
sebagai rasul palsu bahwa tujuan hidup Paulus bukan mencari pujian dan
kemegahan, melainkan memberitakan Injil.
Selanjutnya,
Paulus meyampaikan bahwa wajar kalau kemudian dipuji orang dan kemudian
bermegah. Tetapi jika harus bermegah, maka bermegahlah dalam Tuhan (ay.17). Apa
yang dimaksud dengan bermegah di dalam Tuhan? Bermegah di dalam Tuhan berarti
menjadikan Tuhan sebagai inti segala pujian. Bahwa bukan kita yang dipuji dari
megahnya kita, menurut orang lain, melainkan Tuhanlah yang ditinggikan. Dengan
demikian, ketika orang lain melihat kita, maka mereka akan memuji dan
memuliakan Allah.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Sebagai para
pekerja dan imam dalam keluarga, para bapak-bapak akan banyak menemui kondisi
bersaing di dunia kerja. Kisah Paulus dan prinsipnya dalam bekerja, kiranya
menjadi perhatian kita termasuk dalam dunia pelayanan, yakni:
1.
Biasakanlah untuk tidak memuji
diri sendiri terhadap hasil kerja sendiri, apalagi pembandingnya hanyalah diri
sendiri. Berkerjalah dengan baik dan lakukan secermat mungkin, lalu biarlah
kemudian orang lain yang menilai hasil kerja kita dan memberikan pujian bagi
kinerja yang kita tunjukkan. Jadi, bukan kita yang memuji hasil kerja sendiri,
sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh Paulus.
Hal
yang sama berlaku dalam giat pelayanan kita bagi Tuhan. Pemilik dari pelayanan
ini adalah Tuhan, dialah yang empunya segala sesuatu. Jika kita aktif
melayaniNya harusnya status kita tetap menjadi pelayan yang menghamba dan bukan
tuan yang memerintah. Sebab Tuhanlah yang menjadi Tuan dan kepala. Layanilah
dengan setia, lakukan yang terbaik, selanjutnya jangan kita yang dipuji orang,
biaralah Tuhan Yesus Kristus yang ditinggikan dan dimuliakan.
2.
Lakukanlah setiap tugas dan
pekerjaan berdasarkan yang telah ditetapkan (sesuai batas wilayah dan
kemampuan) sebagaimana yang disingggung Paulus dalam ay.14. Hal ini penting
supaya jangan besar pasak daripada tiang. Artinya tiap kerja yang kita lakukan
di kantor atau pelayanan di gereja sebanding dengan kesanggupan kita dan
kemampuan skill yang dimiliki.
Penting
untuk mengambil prinsip: “Kerbau punya susu jangan sapi punya nama”.
Hal ini berarti jangan mencari pujian dari yang bukan hak kita yakni bukan dari
usaha dan kerja kita (bd.ay.15). Adalah lebih baik memperoleh patner kerja
dalam pelayanan maupun tugas pekerjaan kerja dari pada berkompetisi dan
menjatuhkan orang lain.
3.
Jika kita menjadi berhasil dan
kemudian memperoleh banyak pujian, bolehkan kita bermega? Jawabnya adalah
BOLEH..!!! Adalah manusia untuk bangga dan senang terhadap hasil yang telah
kita capai. Tetapi bermegah yang kita lakukan harusnya bermegah di dalam Tuhan.
Artinya, tujuan akhir dari kesenangan dan kebanggaan itu adalah supaya Tuhan
ditinggikan dan di agungkan dan bukan kita yang menjadi pusat perhatian dan
atau pujian.
Kiranya kita dapat
melakukannya. Amin.
No comments:
Post a Comment