YESAYA
60:15-22
Pendahuluan
Kitab ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di
Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhnya dapat
dibagi dalam tiga bagian:
1.
Pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) berasal dari zaman ketika
Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat.
Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah
kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat
dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan,
Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut
kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka
dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN.
2.
Pasal 40-55 (Yes 40:1-55:13) berasal dari masa
pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa
harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan
membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema
penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan
bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan
diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan
salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
3. Pasal 56-66 (Yes 56:1-66:24) sebagian besar ditujukan
kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi
bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus
diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan
hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah Yes 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk
menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas- Nya di dunia.
Telaah / Tafsiran
Perikop
Kitab Yesaya yang kita baca ini
ditulis dalam suasana ketika mereka mulai menyiapkan diri kembali dari
pembuangan di Babel. Marilah kita bayangkan apa yang terjadi di Yerusalem
tempat dulu mereka tinggal dan sekarang telah kosong selama 70 tahun.
Mengerikan!! Itu adalah istilah yang tepat. Negeri tempat tinggal mereka
menjadi kota mati tanpa kehidupan dan penghuni. Bagaimanakah mereka dapat hidup
apabila tidak ada lagi orang yang berladang. Dari mana memperoleh roti dan
gandum jika tidak ada yang bercocok tanam. Bagaimana cara mereka akan membangun
kota Yerusalem yang hancur? Demikianlah orang Israel dari buangan di Babel mengalami
kekuatiran tentang masa depan mereka ketika kembali ke kampung halaman.
Apakah jawaban Tuhan terhadap segala
kekuatiran umatNya itu? Ada beberapa prinsip penting yang Tuhan nyatakan dan
janjikan ketika mereka melihat kehancuran tanah perjanjian pasca pembuangan, yakni:
1.
Perubahan Suasana
Suasana
pasca pembuangan adalah kengerian dan ketakutan; kekuatiran dan kebimbangan;
kedukaan dan kesedihan. Sebab tidak ada lagi yang dapat diandalkan dan
diharapkan di tanah yang porak poranda akibat perang. Tanah perjanjian berubah
menjadi tanah penuh kutuk dan kehancuran. Tidak ada lagi masa depan di sana.
Perhatikan
ayat 18 bacaan kita. Tuhan berjanji bahwa tidak akan ada lagi suasana perang;
tidak ada lagi kekerasan dan kebinasaan; bahkan keruntuhanpun tidak terdengar.
Sebagai gantinya, suasana penuh selamat dan pujian bagi Tuhan akan mereka
peroleh. Penegasan pergantian suasana tersebut terlihat pada ayat 17.c yakni
terciptanya suasana damai sejahtera dan keadilan di seluruh negeri.
2.
Perubahan Kadar Berkat
Perhatikan
bahan-bahan berharga yang umumnya dipakai sebagai bahan bangunan dan perabot
dalam ayat 17! Semua nilai yang berharga dan berguna itu seperti tembaga, besi
dan kayu akan diganti Tuhan dengan nilai dan kadar yang lebih tinggi yakni
menjadi emas, perak, tembaga. Dengan kata lain Tuhan menjanjikan perubahan
hidup melalui perubahan kadar berkat.
Dengan
menyebut perubahan ini, Israel harusnya mengerti bahwa hidup gersang yang mereka dapati pada
kehancuran Yerusalem bukanlah suatu kondisi permanen yang akan dijalani. Tuhan
menjanjikan perubahan hidup ke arah yang lebih baik bagi kehidupan umatNya.
3.
Perubahan Relasi Ilahi
Sejak
mereka dalam pembuangan, hubungan mereka dengan Allah menjadi rusak akibat dosa
dan kesalahan umat. Bayangkan ketika selama 70 tahun Tuhan mengabaikan umatNya
itu. Dampak psikologi dan keimanan mereka sangat terlihat merosot. Hidup
ditinggalkan Tuhan bagaikan berjalan kehilangan arah dalam kegelapan yang
pekat. Umat Tuhan kehilangan penuntun hidup yakni TUHAN, Allah Israel.
Relasi yang
buruk ini dijanjikan Tuhan akan berubah. Tuhan berjanji bahwa Ia akan kembali
menuntun umatNya. Mereka tidak lagi akan berjalan dalam kegelapan sebab TUHAN
sendiri akan menjadi Matahari yang menerangi perjalanan hidup mereka. Tuhan
akan melindungi dan menuntun mereka. Sampai kapan tuntunan itu? Ayat 20
menyebutkan bahwa tuntunan sang Maha Terang akan berlangsung abadi.
Selanjutnya, alasan apakah dibalik
janji itu? Mengapa TUHAN menjanjikan 3 hal pokok di atas? Jika kita
memperhatikan ayat 16 maka kita menemukan tujuan Tuhan melakukan hal indah dan
baik itu bagi Israel. Maksud pemberian anugerah itu adalah supaya umat kembali
percaya kepadaNya dan sebagai bukti nyata bahwa Ia adalah juruselamat dan
Penebus umatNya.
Relevansi dan Aplikasi
Nubuatan
Yesaya mengandung visi dan misi yang jelas bagi masa depan umat Israel. Tuhan
Allah adalah Juruselamat dan Penebus, yang mengaruniakan "syalom",
yang berwujud: kemenangan, kemakmuran, kebahagiaan, damai sejahtera, keadilan,
kebenaran, keamanan dan pengayoman, serta penataan sempurna kepada umat. Semua
yang menggambarkan suasana sorgawi itu, merupakan suatu keadaan yang menjamin
masa depan umat. Sebagai umat Perjanjian Baru, kita perlu menghayati bahwa
minggu-minggu ini adalah minggu2 pra paskah. Minggu2 kita menghayati kelepasan
dan pengenapan janji Tuhan Allah melalui Yesus Kristus yang biasa disebut
dengan Paskah itu.
Peristiwa
Paskah merupakan suatu titik awal pembaruan menuju penggenapan dan perwujudan
jaminan masa depan kita.Menyikapi tata hidup surgawi. Di dalam Kristus,
Kerajaan Allah hadir di dunia ini. Dan, hanya Yesus Kristus yang mampu
memberikan jaminan masa depan, bahwa kita kelak pasti akan berjumpa dalam
kemuliaan-Nya yang kekal. Kemuliaan Allah itulah yang akan menjadi penerang
abadi (19-20). Bagaimana kita bersikap terhadap kemuliaan Allah itu pada masa
kini? Pemulihan yang diberikan Tuhan bagi Israel bukan untuk mereka nikmati
sendiri melainkan untuk dibagikan kepada bangsa-bangsa. Demikian pula
seharusnya seseorang yang sudah diberkati membagikan berkat itu kepada orang
lain. Setiap kita telah menerima pemulihan Allah itu. Ia memulihkan kita dari
perbudakan dosa dan melimpahi kita dengan segala berkat rohani.
Anugerah TUHAN merupakan kabar sukacita bagi
manusia karena apa yang tidak bisa manusia raih dengan kekuatan dan kekayaannya
disediakan TUHAN secara cuma-cuma dan berkelimpahan, yaitu anugerah hidup yang
bernilai dan kekal.
Panggilan untuk menjadi terang merupakan hal yang
sangat ditekankan di dalam bagian ini. Panggilan ini bukan karena umat TUHAN
memiliki kekuatan untuk dapat menjadi terang, melainkan karena terang TUHAN
telah bersinar atas umat-Nya. Panggilan ini Allah berikan karena adanya
kebutuhan dunia akan terang TUHAN, karena dunia berada di dalam kegelapan.
No comments:
Post a Comment