YOHANES 13:21-30
Jika ada keluarga yang baru mempunyai anak, mereka banyak
memberi nama Petrus, Simon dan lain-lain, sangat jarang ada yang memberi nama
Yudas. Padahal arti nama Yudas tidak kalah bagusnya dengan nama yang lain. Yudas
dalam bahasa Yunani, Ibrani adalah Yehuda atau Judah yang artinya terpujilah
Allah. Sedangkan Iskariot bukanlah nama belakang keluarga. Nama
ini ditambahkan di dalam Injil Sinoptik untuk membedakannya dengan Yudas yang
lain karena ada delapan orang bernama Yudas dalam Perjanjian Baru, yakni [1]
anak Yakobus keempat, [2] leluhur Yesus Kristus, [3] pemberontak di Galilea,
[4] orang Yahudi dari Damaskus, [5] seorang nabi di Yerusalem dipanggil juga
Barnabas, [6] murid Yesus Kristus juga bernama Tadeus, [7] saudara Yesus
Kristus, dan [8] Yudas Iskariot.
Kata Iskariot dari kata Ibrani isy-qèriyot,
artinya orang Keriot.
Keriot adalah sebuah kota di Yudea, 12 mil sebelah selatan Hebron. Dengan
demikian Yudas adalah satu-satunya rasul yang berasal dari Yudea, karena
kesebelas rasul yang lain berasal dari Galilea. Mengapa dikatakan bahwa Yudas
Iskariot diberkati? Pertama, dia hidup sejaman dengan Yesus, melihat Yesus muka
dengan muka dan mengenal Yesus secara pribadi. Kedua, dari ribuan orang yang
mengikut Yesus, Yudas terpilih menjadi salah satu dari 12 murid dan menyandang
gelar Rasul (Markus 3:14).
Yesus tidak sembarangan dalam memilih 12 murid-Nya, Yesus
melihat ada potensi yang luar biasa dalam diri Yudas. Tuhan tidak menentukan
atau menakdirkan Yudas sebagai pengkhianat. Yudas dinubuatkan akan mengkhianati
Yesus. Ini dua hal yang berbeda. Jika Yudas ditentukan untuk jadi pengkhianat
maka dia adalah orang yang paling malang di dunia. Dia tidak ada pilihan lain
selain jadi pengkhianat. Tuhan harus bertanggung jawab terhadap pengkhianatan
Yudas, dan bukan Yudas yang harus bertanggung jawab.
Yudas dinubuatkan akan menjadi pengkhianat tapi dia tidak
harus jadi pengkhianat. Dia bisa memilih sesuai dengan kehendak bebasnya untuk
jadi pengkhianat atau jadi murid yang paling setia. Tuhan menubuatkan Yudas
jadi pengkhianat tapi bukan Tuhan yang menyebabkan Yudas jadi pengkhianat. Yudas
menjadi pengkhianat bukan karena dinubuatkan tetapi karena pilihannya sendiri
karena itu dia bertanggung jawab penuh atas peng-khianatannya.
Sebagai murid, dia diajar secara langsung oleh Yesus baik
secara teori maupun secara praktik, sebuah metode mengajar yang luar biasa yang
masih digunakan sampai sekarang. Tetapi guru dan metode pengajaran yang luar
biasa masih bisa menghasilkan murid yang tidak maksimal. Dia melihat dengan
mata kepala sendiri mujizat yang dilakukan oleh Yesus, seperti buta melihat,
lumpuh berjalan, mati dihidupkan, dan makan 5000 orang. Bahkan dia juga
diperlengkapi oleh Yesus untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga sehingga
mujizat juga terjadi dalam pelayanan Yudas.
Dari ke-12 murid, Yesus mempercayakan Yudas sebagai
bendahara. Sebuah kepercayaan yang besar. Yesus tidak memilih secara
sembarangan. Di dalam gereja, orang seperti apakah yang akan saudara pilih
untuk jadi bendahara? Pasti seorang yang sangat bisa dipercaya, setia, beriman,
reputasi yang baik, ketrampilan yang baik, dan orang yang luar biasa. Bahwa
Yesus memilih Yudas dan bukan Petrus, Yakobus dan Yohanes yang merupakan
murid-murid terdekat-Nya, menunjukkan bahwa Yudas merupakan orang yang
dipercaya penuh oleh Yesus.
Bahwa Yudas sebagai pengkhianat itu tidak pernah masuk di
dalam pikiran para rasul, bukankah Yudas adalah orang kepercayaan Yesus? Orang
yang sangat spesial, dihormati, seorang sahabat Yesus dan tidak mungkin
berkhianat. Hal ini dapat terlihat dalam Yohanes 13: 28-29, berbunyi “Tetapi
tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa
maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang
menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan
itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.”
Kita dapat menyimpulkan bahwa Yudas Iskariot adalah orang
yang sangat diberkati, tapi bagaimana mungkin dia bisa jatuh sedemikian dalam
dan mengkhianati Yesus? Inilah pelajaran yang bisa kita peroleh dari kehidupan
Yudas Iskariot yang diberkati, yakni ada motif pengkhianatan karena kekecewaan
Yudas tentang Mesias yang diharapkan, dan hal ini menjadi peringatan bagi kita
sebagai orang-orang percaya.
Para sarjana ada yang berpendapat bahwa nama Iskariot itu
berasal dari Sicariot/Sicarii sebuah kelompok nasionalis fanatik Revolusi
Yahudi yang sangat membenci Roma. Mereka sangat mengharapkan Mesias akan
menjadi pemimpin revolusi mereka untuk menggulingkan kerajaan Roma yang
menjajah orang Yahudi. Yudas membayangkan Yesus akan menjadi pemimpin revolusi
yang luar biasa, pengikutnya yang ribuan bisa menjadi tentara revolusi, ketika
Yesus mampu melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan, serta tidak perlu takut
kehilangan pengikut dalam perang revolusi karena Yesus mampu menyembuhkan yang
luka bahkan membangkitnya yang mati.
Yudas mengalami kekecewaan waktu mendapati bahwa Yesus
bukan Mesias yang mengangkat senjata memimpin revolusi tetapi Mesias yang
justru mengajarkan tentang kasih, memberkati musuh, bahkan menyembuhkan anak
seorang perwira Romawi musuh Yahudi. Dalam kekecewaannya, Yudas menyerahkan
Yesus. Uang membuat Yudas menjadi gelap mata dan mengkhianati Yesus, karena
pengkhianatan hanya bisa dilakukan oleh orang yang dekat, sahabat, dan orang
kepercayaan. Uang bisa membuat orang melakukan apapun termasuk pengkhianatan.
Memang kita butuh uang, pelayanan butuh uang, kita juga suka dengan uang tapi
jangan sampai kita cinta akan uang. Cinta akan uang berarti semuanya tentang
uang, pertimbangan-pertimbangan melulu hanya karena uang, tidak ada yang lain.
Apapun motif pengkhianatan Yudas, akar masalah yang
membuat Yudas berkhianat adalah dia tidak sungguh-sungguh hidup bagi Kristus
selama kurang lebih 3,5 tahun bersama Yesus. Jika Yudas benar-benar menyerahkan
hidupnya bagi Kristus, dia akan menjadi rasul yang luar biasa. Petrus tidak
lebih baik dari Yudas. Matius adalah pemungut cukai yang cinta akan uang,
memungut pajak lebih tinggi dari yang seharusnya. Tetapi dia diubahkan.
Yudas tidak sungguh-sungguh memberikan hidupnya bagi
Yesus, justru dia memberikan ruang bagi iblis (Lukas 22:3; Yoh. 13:2, 27). Saya
tidak tahu sudah berapa lama Saudara mengenal Tuhan Yesus, mungkin 5, 10,
belasan atau puluhan tahun, mungkin Saudara dilahirkan di keluarga Kristen.
Pertanyaannya bukan berapa lama Saudara mengenal Tuhan? Pertanyaannya adalah
Apakah Saudara sudah sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan?
Yudas Iskariot adalah orang yang diberkati, orang yang
beruntung, tidak semua orang bisa memperoleh kesempatan seperti dia; tetapi
pada akhirnya dia menjadi orang yang buntung dan terkutuk, karena sekalipun
Yudas mengenal Tuhan Yesus tetapi tidak sungguh-sunggguh hidup bagi Dia. Kita
hidup di akhir zaman, tidak lama lagi Dia datang, maka mari kita hidup lebih
sungguh-sungguh lagi buat Tuhan. Mari belajar dari hidup Yudas Iskariot, jangan
kita mengalami seperti dia. Manfaatkan semua kesempatan dan kepercayaan yang
Tuhan berikan kepada kita untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Mari hidup lebih
sungguh-sungguh buat Tuhan. AMIN.
No comments:
Post a Comment