Saturday, September 14, 2013

BAHAN RENUNGAN IBADAH KELUARGA 18 SEPTEMBER 2013

YOSUA 10:38-43

Jemaat yang dikasih Tuhan...
Apa yang dapat kita pelajari dari Yosua 10 ini? Yosua 10 diawali dengan kisah tentang Adoni-Zedek, raja Yerusalem yang memprakarsai suatu aksi militer terhadap Gibeon yang telah mengkhianati mereka. Nama Adoni-Zedek ini berarti “Tuhan adalah kebenaranku” mirip dengan nama Melkisedek yang berarti “Raja kebenaran”, seorang tokoh di zaman Abraham. Melkisedek adalah raja Salem, sementara Adoni-Zedek adalah penguasa di Yerusalem pada zaman Yosua.

Menghadapi tekanan dari lima kerajaan, bangsa Gibeon yang memiliki pahlawan-pahlawan itu meminta bantuan kepada bangsa penakluk mereka, Israel. Sudah menjadi hal yang lumrah di zaman itu, apabila satu bangsa membuat sebuah kovenan dengan bangsa taklukkan mereka, maka salah satu kewajiban bangsa penakluk adalah membantu bangsa yang ditaklukkan. Dan kovenan yang berkembang di zaman itu pulalah yang digunakan Allah untuk menjalin relasi dengan umatNya, sehingga kita mengetahui adanya kovenan antara Tuhan dan umatNya. Yosua pun datang berbondong-bondong dengan pasukanNya untuk membantu Gibeon.

Jemaat yang dikasih Tuhan...
Di dalam kisah ini, kita dapat membaca tindakan-tindakan yang menurut ukuran orang modern di zaman ini, nampak sebagai sebuah tindakan yang kejam. Misalnya dalam Yosua 10:28, yang berbunyi:
Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta semua raja mereka. Tidak seorangpun yang dibiarkannya lolos, tetapi ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah Israel.

Meski demikian, Tuhan ternyata mendukung pemusnahan yang Israel lakukan terhadap bangsa Amori (Kanaan) itu, sebagaimana secara ngeri kita temukan semua bangsa Kanaan dan sekitarnya musnah binasa dalam keseluruhan pasal 10 ini. Kalau kita membacanya hanya sudut pandang Kitab Yosua ini saja, maka akan jelas nampak bahwa Tuhan adalah Allah yang kejam. Namun kalau kita melihatnya dari perspektif keseluruhan Alkitab, maka kita akan menemukan bahwa seringkali itu menjawab “sense of justice” (perasaan keadilan) di dalam batin manusia. Mengapa begitu kejam? Semua ada alasannya. Tuhan pernah berfirman kepada bangsa Israel dalam Kejadian 15:13-16, yang berbunyi:
Firman TUHAN kepada Abram: ‘Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap’.

Jadi, setelah 400 tahun, keturunan Abram, yaitu Israel akan kembali ke negeri Kanaan, dan pada waktu itu, kedurjanaan atau kejahatan orang Amori menjadi genap atau mencapai puncaknya. Yosua membunuh dan membantai habis bukan karena maunya, namun karena ketaatan kepada Allah. Tuhanlah yang perintahkan dia untuk memusnahkan semua (bd. ay.40).

Jemaat yang dikasih Tuhan...
Bedasarkan kisah perjuangan Yosua mengalahkan Kanaan dan seluruh sekutu mereka ini, maka kita bisa belajar beberapa hal:
1.       Cara Tuhan pada zaman Yosua untuk menghukum kejahatan adalah menggunakan bangsa lain. Tentu cara yang demikian tidak lagi berlaku pada zaman ini, dimana kini semangat dari hukum itulah yang lebih ditekankan. Bagi kita sebagai orang Kristen, Tuhan Yesus mengajarkan untuk menjadi “garam dan terang”. Menjadi terang artinya menjadi teladan, sedangkan menjadi garam, salah satu artinya adalah menjadi orang-orang yang Tuhan pakai untuk mencegah pembusukkan. Mungkin kita tidak mencegah pembusukan tidak lewat dunia militer, melainkan melalui dunia pendidikan atau membuat diri menjadi teladan bagi orang lain. Sebagai orang tua kepada anak dan juga sebagai orang percaya kepada dunia.

2.       Contohilah Yosua, yang taat bertempur karena melaksanakan Tugas dari ALLAH. Di kemudian hari Yesus mencontohkan hal yang sama dengan kualitas yang lebih mendalam, IA taat melaksanakan Tugas BAPANYA, sampai mati di kayu salib. Mengapa kualitasnya lebih mendalam? Karena Yosua menghadapi kemenangan dunia dengan sorak sorai penduduk Israel dalam pertempuran dan sewaktu kembali ke Gilgal, tetapi Yesus Kristus menghadapi ejekan dunia dan akhirnya di salib. KemenanganNYA dicapai di kayu salib dengan mematahkan kuasa maut dan naik ke Surga. Sikap taat kepada kehendak ALLAH, adalah mutlak bagi kemenangan kehidupan kita. Ketaatan Yosua mendatangkan kuasa dan kekuatan yang besar karena ALLAH. Demikian juga dengan orang percaya dalam amanat agung Kristus Yesus di Mark.16:17-18. Ingin punya kekuatan seperti itu? Jalannya hanya satu: Taat Kepada ALLAH.

3.       Dengan memahami mengapa ALLAH memusnahkan orang Amori, kita perlu tahu bahwa ALLAH adalah penuh Kasih dan sekaligus juga Tegas. Yang perlu kita jaga adalah jangan sampai kita merasa sebagai orang Israel tetapi sebenarnya perilaku kita seperti orang Amori, merasa seperti Daud, padahal sebenarnya kita berperilaku seperti Goliat, merasa sebagai orang percaya tetapi sebenarnya berperilaku seperti orang Farisi.

4.       Ketika kita menghadapi pertempuran dalam kehidupan kita, -dalam konteks sekarang pertempuran melawan keinginan daging, hawa nafsu dan godaan iblis- maka yang diutamakan adalah bagaimana memenangkan pertempuran itu untuk Kemuliaan ALLAH. Berapa sering kita terlalu sibuk mengalahkan diri kita sendiri, saingan kita di jemaat, mendapatkan sesuatu pengakuan atau penghargaan sosial kemasyarakatan / jemaat tanpa lagi mengingat untuk memuliakan ALLAH? Bukankah seringkali kita berusaha mencapai kemenangan dan ketenaran hanya untuk diri kita sendiri dan bukan untuk memuliakan ALLAH?

Jemaat yang dikasih Tuhan...
Karena itu, marilah terus berjuang dengan cara yang benar mari terus hidup dan menjalani hidup dengan cara yang benar. Cara yang benar untuk berjuang dan mejalani hidup ini adalah seperti yang Yosus lakukan, yakni hidup yang penuh ketaatan kepada Allah dan mengdalkan kuasa Tuhan di dalamnya. Amin.












No comments:

Post a Comment

KEANGKUHAN RAJA BELSYAZAR

  DANIEL 5:21-30     Pendahuluan Nama Daniel adalah nama dari orang Ibrani yakni dani’el yang berarti Allah adalah Hakim-ku . Ia terk...