AMSAL
14:6-10
6 Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan
bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh. 7 Jauhilah orang bebal,
karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
8 Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik,
tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. 9 Orang bodoh mencemoohkan korban
tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan. 10 Hati mengenal kepedihannya
sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.
Pendahuluan
Kitab Amsal dalam bahasa Ibrani
adalah “Mishele
Shelomo” yang berarti Amsal Salomo (1:1). Amsal memperoleh
nama dari isinya, yakni pepatah atau peribahasa yang menyampaikan kebenaran
dengan cara perbandingan. Kata ‘amsal’ (Ibrani : masyal) artinya
melambangkan, menyerupai, misal, perumpamaan, dan juga dapat berarti paralel,
serupa atau perbandingan. Dalam kitab lain masyal mungkin berarti sindiran
(Ul . 28 :37, Yeh. 14 :8), atau nyayian ejekan (Yes. 14 :4)
dimana orang-orang yang dimaksudkan jelas menjadi contoh pengajaran.
Kitab Amsal digolongkan ke dalam kitab
hikmat. Amsal adalah pengajaran moral dan spiritual tentang bagaimana
sikap hidup setiap hari. Amsal merupakan ucapan hikmat dari guru-guru yang
mengetahui hukum Allah dan ingin menerapkan prinsip-prinsipnya pada segala
aspek kehidupan. Inti pengajaran dari kitab “Amsal adalah hiduplah
takut akan Tuhan”. Kehidupan yang tidak takut akan Tuhan
menuju kepada kebebalan hidup tanpa kendali. Jadi tujuan Amsal adalah memberi
petunjuk bagaimana melakoni hidup yang sukses dengan memberikan ilustrasi baik
secara positif maupun negatif.
Telaah Teks
Pasal 14 kitab Amsal ini
merupakan bagian dari kumpulan dari amsl-amsal Salomo yang mulai dihimpun dari
pasal 10 hingga pasal 24 kitab amsal. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Salomo
memberikan beberapa strategi kehidupan untuk mencapai kesuksesan hidup sesuai
arah dan jalan yag ditentukan Tuhan, yakni lewat hikmat yang berasal dari
Allah. Pada ayat 6-10 kitab Amsal 14, terdapat beberapa hal penting yang
disampaikan Salomo, yakni:
1. Seperti yang disebutkan di atas bahwa menjalani hidup
dengan hikmat membawa keuntungan dan kesuksesan. Namun hanya orang yang takut
akan TUHAN sajalah yang akan beroleh hikmat itu (1:7). Hal ini ditegaskan Salomo dalam ayat 6 bacaan
kita dengan membandingkan kehidupan seorang pencemooh. Menurut Salomo seorang
pencemooh tidaklah mungkin memperoleh hikmat.
Mengapa? Sebab pencemooh adalah orang yang congkak dan angkuh; tidak
pernah menerima ajaran orang lain; segala hal menjadi cemoohan olehnya. Ia
merasa paling benar dan baik; segala yang dilakukan orang lain dianggap salah
dan dicemooh olehnya. Dengan kata lain, adalah mustahil seorang pencemooh
merupakan pribadi yang takut TUHAN. Jika demikian adalah mustahil baginya untuk
memperoleh hikmat menjalani hidup ini dan kemudian beroleh kesuksesan.
Pada bagian ini Salomo mengingatkan bahwa sepandai-pandainya seeorang
mencari hikmat, namun hidupnya tidak takut kepada TUHAN, maka kepinteran dan
pengetahuannya akan sia-sia. Sebab pengetahuan tanpa hikmat untuk memanfaatkan
adalah kehancuran hidup. Banyak orang
cerdik dan pandai; banyak yang memiliki kepinteran dari segi ilmu dan
pengetahuan. Namun butuh pengertian yang benar atau hikmat untuk menyikapi dan
mengola penetahuan supaya beroleh kesuksesan hidup di jalan yang benar.
2.
Selanjutnya
dalam ayat 7 bacaan kita, Salomo memberikan nasehat penting bagi siapapun yang
tidak ingin senasib dengan si pencemooh itu. Nasehatnya sederhana, yakni
berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman dalam jalani kehidupan ini. Jangan
mau bergaul dengan orang bebal atau si pencemooh tadi, sebab bukan kebaikan
yang akan kita dapat darinya namun justru keburukan dan kemalangan hidup.
Mengapa demikian? Sebab mulut dan bibir orang bebal
(pencemooh) tidak pernah melahirkan hikmat untuk membangun hidup lebih
baik. Pada pasal 13 ayat 19 Salomo menyebut bahwa sulit bagi orang bebal untuk berubah.
Karakter dan gaya hidup mereka adalah melakukan kejahatan. Sehingga bagi orang bebal, adalah kekejian
jika melakukan kebenaran atau menghindari kejahatan. Mereka justru harus dan
sengaja berbuat kejahatan. Sebab Aneh bagi orang bebal untuk berbuat baik.
Jika tidak ada kebenaran dalam hidup orang bebal; dan jika segala
kejahatan saja yang ada dalam kehidupannya, maka adalah kebodohan jika
seseorang mau bergaul dengan orang bebal. Salomo menasehati dengan bijak bahwa
kita perlu menjauhi diri dari mereka agar tidak mengalami keburukan dalam hidup
ini akibat kejahatan dan ketidak-benaran mereka.
3.
Sebagaimana
diuraikan sebelumnya bahwa seorang pencemoh selalu merasa benar seakan tidak
ada kesalahan dalam dirinya, maka sudah pasti akan sulit bagi orang bebal untuk
merasa diri berdosa. Hal ini jelas nampak dalam ayat 9 bacaan kita. Menurut
Salomo, orang bebal mencemooh korban penebusan dosa. Mengapa? Karena mereka
menganggap hidup mereka tidak ada dosa sehingga tidak perlu korban penebusan
dosa.
Apakah dampaknya? Setiap orang yang tidak pernah
menyadaro dirinya berdosa, tidak akan pernah mungkin mengaku dosanya. Jika
orang tidak pernah mengakui dosa dan merasa diri benar, maka bagaimana mungkin
beroleh pengampunan dari Allah? Selanjutnya jika tidak beroleh pengampunan dari
Allah, maka gamana caranya orang itu akan dibenarkan oleh Allah? Jika tidak
dibernarkan, maka tidaklah mungkin Hikmat TUHAN akan dianugerahkan Allah
kepadanya. Jika tidak ada hikmat TUHAN,
sudah pasti tidak ada satupun manusia dapat menjalani kehidupan dan meraik
kesuksesan hidup sesuai dengan rencana Allah.
Apakah rencana Allah itu bagi manusia? Rencana Allah
bagi manusia adalah Damai Sejahtera (Yeremia 29:11). Dengan demikian, tidak
mungkin bagi seorang pencemooh, yang
selalu merasa benar itu, akan beroleh Damai sejahtera dan kesuksesan hidup.
Orang yang merasa diri benar tidak mungkin memperoleh janji Allah yakni damai
sejahtera hidup. Perlu pertobatan dari dosa dan pengakuan di hadapan Allah
untuk beroleh pembenaran supaya menerima janji2 penyertaan TUHAN dalam
kesuksesan hidup ini. Sebab bukankah doa orang benar, besar kuasanya?
Aplikasi dan
Relevansi
Silakan mempelajari 3 pokok pemikiran Salomo ini dan hubungkan dengan
kehidupan kita sehari-hari demi mencapai kesuksesan hidup.
No comments:
Post a Comment