ZAKHARIA 1:7-17 (bacaan pagi)
Pendahuluan
Penulis kitab ini adalah Zakharia. Sebutan
"Zakharia" menunjuk kepada Zakharia anak dari Berekhya dan cucu dari
Ido (1:1.7). Nama "Zakharia" adalah nama yang populer. Dalam Perjanjian
Lama, ada sekitar 27-30 orang yang memakai nama "Zakharia". Sebutan
"Zakharia" berarti Allah mengingat atau Allah
telah mengingat. Nama
"Zakharia" menjelaskan bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia
mengingat (setia terhadap) janji-Nya terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini
mengungkapkan rasa syukur orang tua Zakharia karena mereka dikaruniai anak
laki-laki. Seperti Yeremia dan Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi
sekaligus seorang imam (Nehemia 12:16). Ido
(kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia
dilahirkan di Babel.
Saat orang Yahudi kembali ke Palestina di
bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua, dia ikut dengan kakeknya kembali
ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan "orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa
Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat
usianya masih muda.
Telaah Perikop
Pada tahun 519 bulan Syebat di hari kedua
itu yakni pada masa pemerintahan Raja Darius, Nabi Zakharia mendapatkan
penglihatan tentang sesuatu yang terjadi pada masa yang akan datang pada
kehidupan umat percaya. Isi penglihatan itu adalah sebagai berikut:
1.
Pada
ayat 7-10, nabi Zakharia melihat ada seorang penunggang kuda yakni malaikat
TUHAN yang menggunakan kuda merah. Dibelakang kuda merah itu ada juga malaikat2
pengintai yang mengunakan kuda-kuda berwarna. merah, warna putih dan warna merah
jambu. Dalam kitab2 eskatologis seperti Daniel dan Wahyu, penyebutan warna
tertentu memiliki arti penting. Itu berarti tiap warna kuda yang dilihat oleh
Zakharia memiliki maksud dan makna. Warna Merah berarti pertempuran dan
pertumpahan darah (bd. Wyh.6:4); Warna Putih melukiskan tentang
kemenangan dan damai (bd. Wahyu 6:2); Warna Merah Jambu melukiskan akibat
negatif dari peperangan dan pemusnahan-pemusnahan itu yang membingungkan banyak
orang (bd. Why. 6:5-8).
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa pada
saat kedepan akan terjadi peprangan di persia yang disusul oleh perdamaian dan
kemudian dampak kehancuran. Jika kita membaca sejarah Raja Darius di Persia
maka nubutan ini akhirnya digenapi. Bahwa terjadi pemberontakan pada jaman
persia dengan banyaknya pertumpahan darah; namun hanya terjadi perdamaian
sementara waktu itu dengan menyisakkan banyak dampak negatif sesudah
pertempuran.
2.
Selanjutnya
pada ayat 11-12 menunjukkan bahwa para pengintai sorgawi itu menyampaikan
tentang kondisi kerajaan Persia yang menahan orang Israel di pembuangan masih
aman dan damai. Itulah sebabnya pada ayat 12, para pengintai sorgawi itu
bertanya kepada Tuhan tentang kondisi damai kerajaan kafir itu dan mengapa
Tuhan membiarkan umat terbuang di sana dan seakan tidak menyanyangi Yerusalem
yang telah porak-poranda tersebut.
3.
Pada
ayat 13-17 kita menemukan jawaban TUHAN dan sikap TUHAN terhadap kondisi
umatNya yang sebagian masih dalam buangan dan sebagian lagi sudah kembali. Ada
dua hal penting yang disampaikan Tuhan kepada Zakharia melalui Malaikat Tuhan,
yakni:
Pertama, Perhatikan ayat 14-15. Penderitaan yang dialami
oleh umat saat ini sebagai bagian dari murka TUHAN kepada umatNya. Itulah
sebabnya Ia menggunakan bangsa-bangsa Kafir seperti Babel dan Persia untuk
menghukum umatNya itu (ay.15). Namun menurut TUHAN bangsa2 yang dipakai TUHAN
itu juga sudah kelewatan batas. Tuhan hanya murka sedikit kepada Israel, namun
bangsa2 kafir itu telah melakukan kejahatan yang lebih besar kepada umatNya.
Kedua, itulah sebabnya pada ayat 16-17 Tuhan menjanjikan pemulihan kepada umatNya.
Ia akan kembali menyayangi Yerusalem dan akan memulihkan keadaan Yerusalem.
Sebagai tanda dan bukti keseriusan Tuhan adalah dubangunnya kembali Bait Suci
yang hancur itu dan kota Sion akan berlimpah dengan damaisejahtera dan
kebajikan dari TUHAN.
Aplikasi dan Relevansi
Berdasarkan kisah yang ada dalam bacaan
kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat kita relevansikan dalam hidup
beriman kita, yakni:
1.
Setiap
hal yang kita alami dan jalani dalam hidup ini telah disiapkan dan direncanakan
oleh TUHAN. Entah hal itu kelihatannya baik maupun kelihatannya buruk. Hal ini
pula yang dinyatakan malaikat Tuhan kepada Zakharia untuk memahami arti
pembuangan dan penghukuman umat Tuhan tersebut. Bahwa ternyata kejahatan Babel
dan Persia yang menganiaya umat TUHAN sengaja diijinkan Tuhan untuk terjadi
bagi umat sebagai bentuk penghukuman.
Dengan demikian kita wajib merenungkan ulang
kondisi Israel ini sebagai bahan yang mungkin berhubungan dengan kehidupan
kita. Bahwa adalah mungkin kita mengalami keburukan hidup akibat kejahatan
orang lain, bukanlah suatu kebetulan. Tuhan
bisa saja menggunakan kejahatan orang lain untuk menyadarkan umatNya dari
kesalahan dan dosa.
2.
Namun
seperti pada ayat 15 kitapun perlu juga mengimani bahwa TUHAN tidak menutup
mata terhadap kejahatan itu. Tuhan itu adil dan benar. Ia tidak akan membiarkan
umatNya menerima kejahatan tanpa ada pembalasan dari TUHAN. Hal ini menunjukkan
bahwa TUHAN tidak akan membiarkan umatNya mengalami ketidakadilan itu. Ia pasti
membalas tiap kejahatan terhadap umat TUHAN.
3.
Pemulihan
pasti terjadi. Pada ayat 16-17 janji TUHAN akan memulihkan umat TUHAN. Dengan
ini pun kita harus mengimani bahwa TUHAN maha pengampun dan tidak selamanya
menghukum umatNya. Ia akan memulihkan setiap pribadi yang mengalami kegagalan
hidup karena dosa dan kesalahan. Sudah pasti, dibalik murka TUHAN akan ada
pengampunan dari TUHAN. Amin.
No comments:
Post a Comment