ZAKHARIA 2:1-5 (bacaan pagi)
Pendahuluan
Tembok Besar Cina mulai didirikan pada abad ke-3
SM. Tembok yang kerap disebut sebagai "keajaiban dunia kedelapan" itu
memiliki panjang sekitar 1.500 mil (2.400 kilometer). Tembok Besar tersebut
dibangun untuk melindungi rakyat dari serbuan mendadak para pengembara dan
menjaga mereka dari penyerangan yang dilakukan oleh negara-negara musuh. Bacaan
kita hari ini berbicara juga tentang pembangunan tembok dan kota Yerusalem
pasca pembuangan di Babel. Waktu itu, masih sangat sedikit orang yang kembali
dari pembuangan, sehingga Yerusalem belum dapat dibangun kembali. Kota itu
masih berupa puing-puing,
Dalam kondisi inilah Nabi Zakharia menerima
penglihatan dari TUHAN tentang bagaimana nantinya TUHAN, Allah Israel akan
terlibat dalam pemulihan umatNya yang mengalami penderitaan karena pembuangan
akibat dosa kesalahan dan hukuman yang diberikan TUHAN bagi mereka.
Telaah Perikop
Sebutan "Zakharia" menunjuk
kepada Zakharia anak dari Berekhya dan cucu dari Ido (1:1.7). Nama
"Zakharia" adalah nama yang populer. Dalam Perjanjian Lama, ada
sekitar 27-30 orang yang memakai nama "Zakharia". Sebutan
"Zakharia" berarti Allah mengingat atau Allah
telah mengingat. Nama
"Zakharia" menjelaskan bahwa Allah mengingat umat-Nya dan Ia
mengingat (setia terhadap) janji-Nya terhadap bangsa Israel. Mungkin nama ini
mengungkapkan rasa syukur orang tua Zakharia karena mereka dikaruniai anak
laki-laki. Seperti Yeremia dan Yehezkiel, Zakharia adalah seorang nabi sekaligus
seorang imam (Nehemia 12:16). Ido
(kakek Nehemia) juga seorang imam (Nehemia 12:1,4). Zakharia
dilahirkan di Babel.
Saat orang Yahudi kembali ke Palestina di
bawah pimpinan Zerubabel dan Imam Besar Yosua, dia ikut dengan kakeknya kembali
ke Palestina. Bila yang dimaksud dengan "orang muda" dalam Zakharia 2:4 adalah Zakharia, maka berarti bahwa
Zakharia dipanggil untuk bernubuat pada tahun 520/519 BC (sebelum Masehi), saat
usianya masih muda.
Terdapat delapan penglihatan yang dialami
oleh Zakharia mulai dari pasal 1-6 kitab ini. Khusus pasal 2:1-5 adalah
penglihatan ketiga tentang: “Seorang Yang Sedang Memegang Tali Ukur”.
Isi dari penglihatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Pada
ayat 1-2, Zakharia melihat ada seorang malaikat yang sedang memegang tali
pengukur. Tujuan dari malaikat pemegang tali pengukur itu hadir adalah untuk
mendapatkan ukuran panjang dan lebar dari kota Yerusalem yang hancur tersebut. Penglihatan
ini memberi makna penting bagi Zakharia yang saat itu sedang berada di tengah
reruntuhan Yerusalem ketika ia dan kakeknya kembali dari pembuangan. Bagi
Israel dan Zakharia, penglihatan itu memberikan suatu harapan bahwa Kota
Yerusalem yang akan diukur berarti itu akan segera dibangun, sebagaimana halnya
dalam Yeh 41:13.
Hadirnya malaikat Tuhan yang turun tangan mengukur
dan memulai persiapan pembangunan itu, hendak menyatakan bahwa TUHAN akan
terlibat langsung dalam pembangunan
itu. Penglihatan ini juga memberikan makna bahwa Allah memberikan semangat
kepada mereka untuk terus bekerja dan berusaha memulihkan Yerusalem karena DIA
sendiri menyertai umatNya itu.
2.
Perhatikan
ayat 3-5 bacaan kita. Terdapat kontradiksi antara ayat 1-2 dengan ayat 3-5 pada
perikop ini. Pada ayat 1-2 pembangunan Yerusalem dan terutama temboknya akan
segera dimulai. Namun justru pada ayat 3-4 kita menemukan bahwa malaikat TUHAN
menubuatkan bahwa Yerusalem itu tidak akan didirikan tembok dan dibiarkan
seperti padang terbuka. Bagaimanakah hal ini dipahami?
Penglihatan pada bagian ini membicarakan kota Yerusalem
namun dengan kondisi waktu yang berbeda. Ayat 1-2 memberikan penguatan untuk
pembangunan ulang kota Yerusalem di Palestina pada zaman Zakharia yaitu
Yerusalem lama. Namun pada ayat 3-4 membicarakan tentang Yerusalem baru yakni
Yerusalem di masa kerajaan 1000 tahun, ketika kota
ini tidak akan bertembok lagi dan penuh sesak dengan orang banyak. Jadi ada dua
Yerusalem yang disebutkan secara bersamaan dalam perikop ini.
Itulah sebabnya dalam ayat 5 bacaan
kita menegaskan bahwa TUHAN, Allah Israel sendirilah yang akan mejadi Tembok
Berapi yang mengelilingi dan memagari Yerusalem. Walaupun janji ini berbicara
tentang Yerusalem baru, namun juga memberikan makna yang penting bahwa Israel
di masa Zakharia pun akan menjadi tempat kediaman umat yang dilindungi oleh
TUHAN bagaikan tembok berapi itu.
Relevansi dan Aplikasi
Berdasarkan kisah yang ada dalam bacaan
kita ini, maka ada beberapa hal pokok yang dapat kita relevansikan dalam hidup
beriman kita, yakni:
1.
Setiap
hal yang kita alami dan jalani dalam hidup ini telah disiapkan dan direncanakan
oleh TUHAN. Entah hal itu kelihatannya baik maupun kelihatannya buruk.
Pemulihan pasti terjadi. Pada ayat 1-2 janji TUHAN akan memulihkan umat TUHAN
melalui pembangunan kota dan tembok Yerusalem setelah mereka selesai menjalani
penghukuman akibat dosa dan kejahatan mereka. Dengan ini pun kita harus
mengimani bahwa TUHAN maha pengampun dan tidak selamanya menghukum umatNya. Ia
akan memulihkan setiap pribadi yang mengalami kegagalan hidup karena dosa dan
kesalahan. Sudah pasti, dibalik murka TUHAN akan ada pengampunan dari TUHAN.
2.
Jika
di kota-kota besar di Indonesia mengalami masalah dengan padatnya penduduk,
maka pada penglihatan ke tiga Zakharia, kita diperhadapkan pada sesuatu hal
yang berbeda. Zakharia melihat dalam penglihatannya ada seorang pemuda
berlari untuk mengukur panjang dan lebarnya kota Yerusalem dengan menggunakan
tali pengukur, tetapi kemudian dihentikan oleh seorang malaikat yang mengatakan
bahwa Yeruselem akan menjadi seperti padang yang terbuka. Perkataan malaikat
ini berarti Yerusalem yang akan dibangun kembali bukanlah sebuah kota yang
sempit dan terbatas seperti kota Yerusalem sebelumnya, melainkan sebuah kota
yang besar dan megah yang mampu menampung berapapun banyaknya manusia (lih zak
2: 4). Dan kota itu di jaga oleh Allah sendiri sehingga menjadi sebuah kota
yang benar-benar aman dari segala musuh-musuh dan Allah akan dimuliakan di
dalam kota tersebut (Zak 2:5).
Di bagian lainnya nast ini mengingatkan kita pada
penglihatan Yohanes di kitab Wahyu tentang Yerusalem Baru sebagai kota
kudus…”kota itu penuh dengan kemulian Allah dan cahayanya sama seperti permata
yang paling indah….”(Why 21:11). Dan sesuatu hal yang menarik tentang kota
Yerusalem Baru bahwa tidak ada Bait Suci di dalamnya, sebab Allah, Tuhan Yang
Maha Kuasa adalah Bait Suci-Nya (lih. Why 21:22) orang-orang dapat langsung
menyembah dan memuliakan-Nya (bnd Zak 2:5). Mereka yang akan tinggal di kota
tersebut adalah orang-orang percaya dan yang telah melakukan firman-Nya.
Istilah lain untuk mereka yang tinggal di Yerusalem Baru adalah para
mempelai-Nya atau anak-anak Allah, yang berarti mereka yang benar-benar
memiliki hubungan yang sangat dekat yang dapat menjadi keluarga Allah. Jika
keadaannya seperti itu, siapakan di antara kita yang tidak menghendaki kota
yang seperti ini? Siapakah yang tidak ingin akan adanya suatu jaminan
kesejahteraan dan keamanan? Sebuah kota yang indah, sebuah kota idaman!? Semua
manusia pasti mengingininya. Kiranya kita kelak pun akan Yerusalem Baru itu
apabila hidup kita berkenan kepadanya selalu. Amin.
No comments:
Post a Comment